Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajaran Berharga Buat Pelatnas Paralayang

Kompas.com - 15/08/2017, 22:13 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

CISARUA, Kompas.com - Pilot Jepang dan Korea Selatan yang sudah memakai parasut khusus terbang lintas alam produksi terbaru tahun 2017, mengungguli Pelatnas yang masih memakai parasut buatan 2014 pada Piala Asia II Lintas Alam Paralayang 2017.

Pilot Korea Selatan merebut medali emas seluruh kelas Putri, Putra dan Beregu. Sedangkan pilot Pelatnas, Roni Pratama meraih perunggu Kelas Putra.

Dalam nomor lintas alam, parasut memadai sangat mempengaruhi kemampuan pilot bermanuver untuk menjelajahi termal (udara panas yang bersumber dari awan) guna mampu terbang sejauh mungkin dan mencapai titik dalm soal dengan waktu tercepat.
          
Digelar 11-14 Agustus di Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat, dengan diikuti 101 peserta (22 putri) asal 12 negara; Australia, Cina, Cina Taipei, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Nepal, Thailand dan Vietnam. Indonesia sebagai tuanrumah, mengirim pilot terbanyak, yakni 23 (7 putri). Disusul Nepal (15), Korea Selatan (14/3 putri) dan India (11/1 putri).

Nomor lomba adalah Race To Goal (Lintas Alam Terbatas). Para pilot diberi soal berbeda setiap harinya sesuai kondisi cuaca dan angin. Saat Piala Asia II, jarak tempuhnya berkisar 8 hingga 12 kilometer setiap ronde. Mengarah ke radius 17 km sekitar kawasan Danau Lido, Sukabumi dan radius 22 km di kawasan Sentul. Setiap hari, pilot hanya terbang satu ronde.

Akibat kecepatan angin yang kurang memadai di lokasi lepas landas, yaitu 3-5km/jan, serta cuaca mendung, para pilot (sebutan bagi atlet olahraga dirgantara) tak banyak waktu untuk terbang, meski lomba setiap hari dibuka pukul 11 hingga 17. Banyak pilot lokal maupun asing, lebih menyukai kawasan Batu Dua, Sumedang, Jawa Barat  untuk terbang lintas alam.

Lokasi yang digunakan Pra Piala Dunia (PWC) Lintas Alam pada 2013 itu, memiliki cloud base (ketinggian kumpulan awan) memadai. Agar dapat terbang jauh, pilot perlu mencapai ketinggian maksimal sebelumnya. Awan yang mengandung udara panas, membuat parasut naik. Terlihat, begitu lepas landas, para pilot selalu mencari ketinggian dulu sebelum menyelesaikan tugas.   
          
Wakil Presiden FAI (Federasi Aeronautika Internasional) induk olahraga dirgantara dunia, bidang Gantolle (Layang Gantung) dan Paralayang, Zeljko Ovuka asal Serbia yang menjadi pengawas teknis Piala Asia II, juga merasa bahwa kawasan Puncak kurang layak untuk terbang lintas alam.

“Sangat disayangkan pilot tidak bisa terbang jauh karena cuaca jelek. Mereka jauh-jauh ke Puncak untuk terbang jauh. Harus dicari lokasi lebih memadai untuk Asian Games. Belum lagi aturan lalu lintas searah di Puncak yang menghambat pergerakan peserta dan panitia pelaksana. Kepentingan pilot harus diutamakan. Tidak ada yang tidak bisa dirubah. Itu gunanaya Test Event, “ ucapnya.
          
Pemegang rekor nasional terbang lintas alam, Hening “Digma” Paradigma, sejauh 109 km dari Wonogiri ke Pati, Jawa Tengah yang dibuat pada 2012, merasa kondisi fisiknya tak maksimal. Jadwal lomba yang cukup padat dengan perjalanan melelahkan diakuinya ikut berdampak pada penampilannya.

Setelah semua anggota Pelatnas sebanyak 18 pilot (8 putri dan 10 putra) mengikuti Seri III Piala Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang (PGAWC/Para Gliding Accuracy World Cup) di Mont Saint Pierre,  Kanada, akhir Juli lalu, mereka turut dalam Seri III TROI (Trip Of Indonesia), kejuaraan Ketepatan Mendarat di Desa Segoro Gunung, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, awal Agustus.

Digma yang keluar sebagai juara Kelas Umum di Kanada bersama anggota Pelatnas lainnya, Milawati Sirin, tak terlalu khawatir dengan pencapainnya di Piala Asia. “Dengan parasut lebih memadai, hasilnya pasti akan berbeda di Asian Games. Kita masih banyak waktu untuk berbenah,” ucapnya.

Setelah Piala Asia XC II, para anggota Pelatnas akan membela daerah masing-masing dalam Kejuaraan Nasional Lintas Alam di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah, 13-17 September. Empat hari setelahnya, mereka akan bergabung kembali mengikuti Seri IV PGAWC di Pegunungan Kobarid, Slovenia, Eropa Timur, 22-24 September. Nantinya akan dibentuk tim nasional sebanyak 12 pilot (5 putri dan 7 putra) untuk mengikuti Asian Games XVIII Indonesia 2018, 18 Agustus-2 September.

Para juara Piala Asia II Lintas Alam Paralayang 2017:
Kelas Putra:
1.    Hong Piloyo (Korea Selatan), nilai:  2173
2.    Yoshiki Kuremoto (Jepang)         :  2109
3.    Roni Pratama (Indonesia)          :  2039

Kelas Putri:
1. Jinhee baek (Korsel)                   : 1316
2. Atsuko Yamashita (Jpg)                 : 1305
3. Lei Ye Echo (Cina)                     :    929

Kelas Beregu:
1.    Korsel II                        : 5547
2.    Korsel I                         : 4968
3.    Jepang                           : 4884

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Indonesia Langsung ke Perancis, Bersiap Lawan Guinea demi Mimpi Olimpiade

Timnas Indonesia Langsung ke Perancis, Bersiap Lawan Guinea demi Mimpi Olimpiade

Timnas Indonesia
Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Kiper Pahlawan Tepis Penalti di Injury Time

Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Kiper Pahlawan Tepis Penalti di Injury Time

Internasional
Milan dan Bayern Gigit Jari, De Zerbi Komitmen di Brighton

Milan dan Bayern Gigit Jari, De Zerbi Komitmen di Brighton

Liga Inggris
Rencana Persib Bidik Pemain Timnas U23 Indonesia

Rencana Persib Bidik Pemain Timnas U23 Indonesia

Liga Indonesia
Elkan Baggott dan Alfeandra Dewangga, Opsi untuk Laga Kontra Guinea

Elkan Baggott dan Alfeandra Dewangga, Opsi untuk Laga Kontra Guinea

Timnas Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Thomas dan Uber Cup, Indonesia Berburu Tiket Final

Jadwal Siaran Langsung Thomas dan Uber Cup, Indonesia Berburu Tiket Final

Badminton
Apa Itu Clairefontaine, Lokasi Laga Indonesia Vs Guinea

Apa Itu Clairefontaine, Lokasi Laga Indonesia Vs Guinea

Timnas Indonesia
Daftar Juara Piala Asia U23: Jepang Tim Tersukses, Punya 2 Gelar

Daftar Juara Piala Asia U23: Jepang Tim Tersukses, Punya 2 Gelar

Internasional
Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025

Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025

Sports
Daftar Peraih Penghargaan Piala Asia U23 2024: Pembobol Gawang Indonesia Top Skor

Daftar Peraih Penghargaan Piala Asia U23 2024: Pembobol Gawang Indonesia Top Skor

Internasional
Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Internasional
Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Internasional
VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

Internasional
Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com