JAKARTA, Kompas.com - Pertandingan pertama semifinal kategori putra LIMA FUTSAL Air Mineral Prim-a Greater Jakarta Conference (GJC) 2017 berlangsung pada Jumat, 21 Juli 2017. Masih bertempat di Gelanggang Remaja Pasar Minggu, laga ini menyajikan derbi Petukangan antara Universitas Budi Luhur (UBL) yang berasal dari Petukangan Utara dengan STIE Bhakti Pembangunan (STIE BP) yang berasal dari Petukangan Selatan.
Sesaat setelah peluit awal dibunyikan, laga sempat dihentikan karena para pendukung UBL melemparkan gulungan kertas ke dalam lapangan. Setelah pertandingan dilanjutkan, STIE BP yang berambisi lolos ke final pertamanya bermain menekan. Sementara UBL, sang juara nasional tahun lalu, bermain hati-hati di awal laga.
UBL, yang berusaha memperlambat tempo permainan dengan banyak melakukan operan di daerah sendiri, tidak bisa menahan tekanan yang terus-menerus dibangun STIE BP. Pada menit kesembilan, serangan balik yang dilakukan STIE BP membuka keunggulan bagi mereka. Umpan kapten Andrei Harmaji (8) dapat dimaksimalkan oleh Luki Aji Setiawan (9) menjadi sebuah gol.
UBL coba balik menekan. Namun, hasilnya justru semakin membuat mereka tertinggal. Posisi kiper UBL, Fetra Hadyan (2) yang berdiri di luar lingkaran gawangnya dimanfaatkan kiper STIE BP, Muhammad Rizqy Hanna (19) untuk melepaskan tendangan langsung gawang UBL yang kosong. Tak mampu menjangkau bola, gawang Fetra kembali kebobolan. Skor sementara 2-0 untuk STIE BP.
UBL mencoba bangkit dari tekanan untuk mengejar skor STIE BP. Hasilnya, tendangan pojok dari Iban Achmad Sena (6) pada menit ke-19 berhasil dikonversi menjadi gol lewat tendangan keras Muhammad Budianto (67). Babak pertama berakhir, skor sementara 2-1 untuk keunggulan STIE BP.
Babak kedua dimulai. UBL balik menekan STIE BP sepanjang babak kedua. Tekanan itu terbukti dari 9 tendangan ke gawang STIE BP yang dilepaskan anak asuh Arif. Namun sayang, usaha mereka hanya menghasilkan satu gol penyama kedudukan dari kaki Imam Dharmawan (5) lewat tendangan penjuru pada menit ke-32. Tidak ada tambahan gol di sisa pertandingan. Laga yang diramaikan nyanyian dari pendukung UBL ini harus berlanjut ke babak perpanjangan waktu.
Tidak ada momen signifikan yang mengubah hasil pertandingan ini pada 2x3 menit perpanjangan waktu. Pertandingan pun berlanjut ke babak adu penalti. Tendangan pertama diambil oleh Tio Pradana (11) dari UBL. Percobaan pertama UBL gagal, bola melambung jauh di atas gawang. Gema Takbir (15) yang menjadi eksekutor pertama STIE BP berhasil menjaringkan bola ke gawang UBL. Mohammad Eky (4), algojo kedua UBL, berhasil merobek gawang Mohammad Rizqy yang salah membaca arah bola.
Penendang kedua STIE BP, Febrian Akbar (14), turut menyumbang gol bagi tim asuhan Panji ini. Iban Achmad Sena, sang kapten UBL menjadi penentu nasib timnya. Bila ia gagal, pupus harapan bagi UBL untuk lolos ke babak final. Sementara bila berhasil, masih ada harapan bagi UBL untuk melaju ke babak final. Iban mengambil ancang-ancang sebelum menendang. Bola ia tendang ke arah kirinya. Namun, Muhammad Rizqy berhasil membaca arah bola dan menghadang laju bola dengan badannya.
STIE BP berhasil melaju ke babak final untuk pertama kalinya setelah memenangi pertandingan 2 (1)-2 (2) atas UBL pada adu penalti. Manajer STIE BP, Eka Sanjaya mengaku bangga dengan pencapaian timnya sejauh ini. Ia bersyukur bahwa usaha keras mereka untuk mempersiapkan diri pada LIMA FUTSAL Air Mineral Prim-a GJC 2017 terbayar. Ia berharap anak asuhnya bisa tampil maksimal di laga final pada Sabtu, 22 Juli 2017, menghadapi pemenang pertandingan antara Gunadarma dengan Unisma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.