MATARAM, KOMPAS.com - Gowes Pesona Nusantara (GPN) 2017 etape "Bersepeda untuk Semua" akhirnya selesai digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (9/7/2017) pagi. Sekitar 5.000 peserta ambil bagian dalam kegiatan yang menempuh jarak sejauh 13,2 kilometer.
Sebelum bersepeda, ada ritual sakral yang dilakukan yakni menyerahkan tanah dan air yang diambil dari Mataram untuk dibawa oleh perwakilan pemerintah.
Tanah-air itu nantinya akan disatukan dengan tanah-air dari daerah lain.
Suasana khidmat dan hening ditunjukkan oleh para peserta saat tokoh adat Mataram memimpin upacara penyerahan.
Baca: Gowes Pesona Nusantara Sambangi Lombok Barat
Menurut I Nyoman Winata, Kepala Bidang Pembinaan Olahraga Massal dan Kesehatan Olahraga Kemenpora, seremoni itu merupakan upacara khusus untuk memberikan barang yang dikeramatkan kepada orang dari luar daerah.
"Ini upacara adat, karena itu kami juga berikan musik suling sakral untuk mengiringi upacara penyerahan suci ini," kata I Nyoman pada sela acara.
Penyerahan dilakukan oleh 12 tokoh adat kepada Walikota Mataram Ahyar Abduh yang merupakan Tuan Guru dari masyarakat Mataram.
Dia kemudian melanjutkan prosesi tersebut dengan memberikan kendi berwarna emas kepada perwakilan Kemenpora, Asisten Deputi III Kemenpora Arifin Madjid.
Tanah tersebut, menurut Ahyar, sangat keramat karena diambil dari wilayah Kota Tua Ampenan. Tanah tersebut dianggap sebagai tanah awal yang diinjak manusia di Mataram.
"Kami mengajak kepada seluruh daerah lainnya untuk menyatukan diri, dan tak mengoyak-ngoyak Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kami tegaskan, tanah dan air ini untuk disatukan, kami siap menjaga dan melawan siapapun yang ingin mengoyak-ngoyak negara," ujar Ahyar.
Usai upacara penyerahan, start bersepeda pun dilakukan. Rute GPN di Kota Mataram mengambil start dan finis yang berbeda.
Mereka memulai dari jalan raya depan kantor Wali Kota yang sengaja ditutup, kemudian terus melaju ke arah bundaran perempatan Cakra, ikon selamat datang Mataram.
Rute kemudian dilanjutkan menuju Selaparang, atau bandara lama di Lombok yang kini tak lagi digunakan. Selanjutnya mereka diarahkan menuju Kota Tua Ampenan.
Jalur depan Islamic Center menjadi rute yang harus dilalui oleh para peserta sebelum akhirnya diarahkan ke Taman Sangkareang yang menjadi garis finis etape "Mataram Bersepeda untuk Semua".
Di tengah jalan sempat turun hujan yang sangat lebat. Beberapa peserta, terutama anak kecil, ada yang terjatuh karena jalanan licin.
Meski begitu, hujan deras dan kondisi jalanan yang licin tak menyurutkan semangat para peserta untuk terus mengayuh sepeda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.