TOKYO, Kompas.com - Presiden asosiasi tinju dunia (WBA), Gilberto Jesus Mendoza meminta maaf atas keputusan kontroversial dalam pertarungan tinju kelas menengah antara Hasan N'Dam N'Jikam dan Ryota Murata.
Dalam pertarungan perebutan gelar kelas menengah yang berlangsung di Ariake Coliseum Tokyo tersebut, N'Jikam, petinju kelahiran Kamerun ini dinyatakan menang split atas Murata. Namun kejanggalan pada perbedaan nilai antara ketiga hakim telah menimbulkan kemarahan dari pihak Murata.
Satu hakim, Raul caiz Jr memenangkan Murata dengan selisih poin 117-110. Namun dua hakim lainnya, Gustavo Padilla dan Hubert Earl memenangkan N'Jikam dengan perhitungan 116-111 dan 115-112.
Mendoza sendiri menyesalkan terjadinya perbedaan yang mencolok ini. "Saya merasa marah dan frustrasi karena hasil penilaian sangat buruk," kata Mendoza. "Saya sendiri menilai Murata layak menang dengan perbedaan 117-110. Saya meminta maaf kepada pihak Murata, Teiken Promotions dan semua penggemar tinju di Jepang."
Meski begitu, Mendoza mengaku tak bisa membatalkan hasil pertarungan ini. "Saya tidak tahu bagaimana memperbaiki kekacauan ini. Saya akan meminta komisi pertarungan untuk suatu pertarunganh ulang," lanjutnya.
Dalam pertarungan tersebut, Murata memang tampil lebih baik. Ia sempat menjatuhkan N'Jikam di ronde empat. Murota yang pernah meraih medali emas di Olimpiade 2012 lalu menjatuhkan N'Jikam lewat pukulan kanan yang keras.
N'Jikam yang kini bermukim di Perancis berusaha mengejar ketinggalan dengan pukulan-pukulan ke arah wajah Murata, namun petinju Jepang ini menghindarinya dnegan merapatkan tubuhnya.
Ketika N'Jikam dinyatakan menang, terbukti para penonton menyambutnya dengan ejekan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.