JAKARTA, KOMPAS.com - Pada hari kedua Kejuaraan Nasional Atletik U-18 dan U-20 di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta, Sabtu (22/4/2017), seorang atlet muda asal Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, menyita perhatian.
Dia adalah Suci Utari, salah satu peserta remaja (U-18) nomor lari halang rintang (steeplechase) 2.000 meter. Perhatian penonton tertuju kepadanya karena postur tubuh Suci paling kecil di antara para pelari lainnya.
Suci masih sangat belia. Ia lahir pada 16 Oktober 2004 dan berstatus pelajar kelas 6 Sekolah Dasar Negeri 11 Tanjung Bonai Aur, Kabupaten Sijunjung.
Oleh karena itulah, Suci langsung menjadi pusat perhatian di stadion. Sebagian orang merasa takjub, tetapi tak sedikit pula yang menertawakannya.
Meski demikian, Suci punya semangat besar. Ia tetap percaya diri untuk bersaing dengan para peserta yang berpostur tubuh lebih besar.
"Dia (Suci) memang suka lari dan semangatnya itu bagus. Badannya boleh kecil, tetapi lihat saja ketahanannya saat bertanding nanti," kata Hendra Ferry, pelatih Suci sekaligus pengurus PASI Sumatera Barat yang berada di sisi lintasan lari.
Menjelang pertandingan, Suci terlihat begitu antusias. Wajahnya tampak polos, dan sesekali menyunggingkan senyuman kepada orang-orang di sekitarnya.
Ketika terdengar bunyi pistol tanda perlombaan dimulai, Suci pun bergegas lari. Akan tetapi, dia tertinggal paling belakang dari peserta lainnya.
Suasana di stadion pun menjadi riuh. Mereka kagum sekaligus tertawa geli melihat aksi Suci, pelari mungil yang mencoba mengejar para pelari di depannya.
Sorak sorai penonton terdengar semakin ramai ketika Suci harus bersusah payah memanjat halang rintang (steeplechase), sedangkan peserta lain yang lebih tinggi cukup melompat saja untuk melewatinya.
Ketika sejumlah peserta mulai menurunkan kecepatannya karena lelah, bahkan sampai ada yang tergeletak hingga ditandu petugas medis, Suci justru masih stabil berlari.
Suci yang sempat berada di urutan paling belakang, perlahan naik posisi hingga akhirnya finis di urutan kelima.
Fisik memang bukan jaminan. Kendati postur tubuhnya paling kecil, Suci membuktikan bahwa dirinya bisa bersaing dengan para pelari lain.
Selepas pertandingan, rekan-rekan beserta pelatih memberikan ucapan selamat kepada Suci. Dia bukan pemenang pada lomba tersebut, tetapi dia sukses mencuri hati orang-orang di stadion.