GRESIK, KOMPAS.com – Sempat menjadi tim superior pada putaran pertama Proliga 2017, keperkasaan tim putra Surabaya Bhayangkara Samator tak lagi terlihat pada awal putaran kedua, dalam Seri IV yang diselenggarakan di GOR Tridharma, Gresik.
Seusai ditaklukkan Jakarta Pertamina Energi, pada Sabtu (4/3/2017) dengan skor 1-3, Samator harus kembali terjungkal dalam pertandingan pada Minggu (5/3/2017) sore.
Kali ini, anak didik Ibarsyah Djanu Tjahyono itu harus mengakui keunggulan Palembang Bank Sumsel Babel juga dengan skor 1-3 (19-25, 28-26, 20-25, dan 25-27).
“Kami kembali gagal mendapat kemenangan hari ini karena blok dan service anak-anak yang jelek. Padahal, setelah dikalahkan Pertamina kemarin, kami sudah coba memperbaikinya,” ucap Ibarsyah selepas pertandingan.
Dalam seri kedua di Palembang, Samator berhasil melumat Bank Sumsel dengan skor 3-1 (22-25, 25-20, 25-23, dan 25-21). Namun, pada putaran kedua, Bank Sumsel berhasil melakukan revans.
“Banyaknya blok yang gagal dilakukan anak-anak membuat Bank Sumsel kian tak terkejar dan semakin percaya diri dalam melancarkan serangan,” tutur dia.
Kegagalan Samator dalam menjalani pertandingan di Gresik, lanjut Ibarsyah, akan coba diperbaikinya dalam waktu sesingkat mungkin. Pada pekan selanjutnya, mereka sudah ditunggu Seri V yang akan dipentaskan di Surabaya, 10-12 Maret 2017.
“Selain beberapa evaluasi akan jeleknya blok dan service, saya juga akan coba mengembalikan mental bertanding anak-anak seusai meraih hasil buruk di Gresik kali ini,” kata Ibarsyah.
Sementara itu, pelatih Palembang Bank Sumsel Babel, Samsul Jais, cukup puas melihat penampilan anak didiknya yang mampu membalas kekalahan pada putaran pertama dengan skor sama. Dia mengakui kemenangan timnya diraih dengan usaha keras.
“Samator sebenarnya bagus, hanya kami bisa sedikit lebih bagus di atasnya. Ini juga buah dari hasil evaluasi yang kami lakukan, setelah sempat dikalahkan oleh mereka pada putaran pertama,” ucap Samsul.
Ia pun tak segan membuka rahasia keberhasilan tim asuhannya dalam menaklukkan Samator kali ini. Menurut Samsul, hal itu dikarenakan anak didiknya mampu melakukan service dan blok dengan baik, sehingga membuat permainan Samator tidak berkembang.
“Pertama, saya suruh anak-anak untuk konsentrasi pada service yang baik. Karena kalau sampai service jelek apalagi gagal, mereka akan bisa passing dan membuat sulit kami. Selain itu, beberapa pembenahan juga coba kami lakukan pada jeda turnamen. Itu sepertinya sudah dipahami oleh anak-anak dengan baik,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.