Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Mengerjakan Trek Pangkal Pinang

Kompas.com - 04/03/2017, 14:52 WIB
Nugyasa Laksamana

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Membangun sebuah sirkuit motokros dari lahan kosong dalam waktu hanya tiga pekan bukanlah pekerjaan mudah. Terlebih lagi di tengah hujan yang terus mengguyur Pangkal Pinang, Bangka Belitung.

Akan tetapi, profesionalisme tim pekerja yang dihimpun Youthstream memang sangat tinggi sehingga sirkuit MXGP Pangkal Pinang pun bisa diselesaikan tepat pada waktunya.

”Biasanya kami mengerjakan sebuah sirkuit hanya dalam sepekan, tetapi ini butuh sampai tiga pekan. Selain karena hujan yang turun terus-menerus, lahan yang kami bangun itu mempunyai empat jenis tanah berbeda, yaitu lempung, lumpur, pasir, dan kapur, sehingga pengerjaannya tidak mudah,” ungkap Freddy Verherstraeten, salah satu dari dua desainer sirkuit MXGP Pangkal Pinang, Rabu (1/3).

”Kami harus mencampur keempat jenis tanah itu dan membuatnya seperti yang kami inginkan. Yang paling menyulitkan adalah hujan yang turun sangat sering sehingga kami butuh waktu lebih lama untuk pengerasan,” ujarnya.

Desain sirkuit itu sebagian besar dibuat oleh Axel Meneau yang merupakan anak didik sekaligus mitra Freddy. ”Ini adalah desain sirkuit khusus yang saya buat karena kondisi lahan dan jenis tanahnya berbeda. Untuk mendesainnya tidak susah, tetapi untuk membangunnya tidak mudah,” kata Axel.

Desain sirkuit Pangkal Pinang itu mirip sirkuit MXGP Swiss, dengan perubahan tata letak. Perbedaannya adalah jenis tanah.

”Sirkuit ini sangat unik karena tidak ada di tempat lain. Jenis tanah yang berbeda-beda membuat karakter sirkuit ini juga tidak seragam. Di satu bagian, karakter lempungnya sangat kuat, tetapi di tempat lain karakter pasir campur kapur yang kuat. Bagi pebalap, sirkuit ini sangat menantang, apalagi kalau turun hujan,” jelas Freddy.

Freddy dan Axel memastikan sirkuit yang dibangun dengan biaya sekitar Rp 1,5 miliar itu akan benar-benar siap digunakan pada saatnya.

”Sekarang pun sebenarnya sirkuit sudah jadi, tetapi kami harus membersihkannya setelah hujan berhenti. Kami harus membuang genangan air dan merapikan lagi beberapa bagiannya,” tambah Freddy yang sudah 20 tahun menjadi desainer sirkuit motokros di berbagai belahan dunia.

”Dibandingkan dengan sirkuit-sirkuit lain yang kami buat, ini termasuk sirkuit yang cukup sulit. Selain tata letaknya yang khas, jenis tanahnya pun berbeda-beda sehingga membutuhkan pendekatan khusus,” ujar Freddy.


Belajar otodidak

Freddy dan Axel belajar mendesain sirkuit secara otodidak. ”Mendesain sirkuit motokros itu tidak ada sekolahnya. Anda hanya akan bisa mendesainnya kalau Anda pebalap motokros.

Sebagai pebalap, kita bisa tahu apa yang harus dibuat karena bisa merasakannya, tingkat kesulitan seperti apa yang akan membuat pebalap tertantang, juga mana yang aman dan mana yang tidak aman,” jelas Freddy yang juga mekanik mobil.

Keduanya pun tentu sangat mengetahui aturan sirkuit yang dibuat Federasi Motor Internasional (FIM) sehingga mendapat penunjukan langsung dari FIM untuk mengerjakan sirkuit Pangkal Pinang.

Freddy yang lahir di Lommel, Belgia, 3 Mei 1968, dan Axel yang lahir dekat Bordeaux, Perancis, 3 November 1989, kini menjadi tim yang kompak dalam mendesain dan membuat sirkuit motokros.

Keduanya adalah pengendara motokros hingga saat ini meski tidak untuk ikut kompetisi. (OKI)

Artikel ini telah terbit di Harian Kompas edisi Jumat, 3 Maret 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik 'Gila' Uzbekistan

Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik "Gila" Uzbekistan

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Liga Indonesia
Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Timnas Indonesia
Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Timnas Indonesia
3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Timnas Indonesia
Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Timnas Indonesia
Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Badminton
Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Liga Indonesia
Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Badminton
4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

Liga Indonesia
Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Timnas Indonesia
Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Liga Lain
Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com