Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencegah Atlet Kehilangan Masa Depan Akibat Cedera

Kompas.com - 14/02/2017, 23:57 WIB

JAKARTA, Kompascom - Mengalami cedera ligamen sendi lutut (Anterior Cruciate LIgament/ACL) merupakan pengalaman paling mengerikan buat seorang atlet.

Apabila cedera ini tidak ditangani dengan benar, atlet akan mengalami masalah pada performa mereka. Lebih buruk lagi, cedera ini bisa mengakibatkan akhir karir buat si atlet.

Di Indonesia, pada masa lalu, cedera ini seakan menjadi lampu kuning buat atlet untuk memikirkan kelanjutan karir mereka. Kalau pun memaksakan, mereka terancam tak dapat tampil maksimal, bahkan terancam mengalami cedera berkepanjangan.

Menurut dr IGM Febry Siswanto dari Royal Sports Medicine, penanganan masalah cedera olahraga terutama ACL sebenarnya bukan hal baru di negara-negara tetangga terdekat seperti Malaysia, Singapura dan Filipina.

"Untuk negara-negara dengan tradisi pofesional sports seperti basket di Filipina, penanganan cedera atlet terutama ACL sudah  berlangsung puluhan tahun," katanya. "Bahkan para atlet basket Filipina biasa datang sendiri ke rumah sakit minta operasi ACL."

Meski masih langka, kesadaran pentingnya kedokteran olah raga ini mulai tampak dengan antara lain berdirinya Royal Sports Medicine (RSMC) pada 20 Mei 2014 lalu. Layanan kesehatan yang telah berusia tiga tahun ini  menjadi one stop solution bagi para atlet -profesional mau pun awam- yang lebih terintegrasi antara fisioterapi langsung di bawah pengawasan dokter spesialis orthopedi mau pun kedokteran olah raga sehingga penanganan pasien menjadi lebih efektif.

Febry mengaku kesadaran pentingnya kedokteran olahraga di Indoensia ini muncul setelah ia bertemu dengan beberapa sesama koleganya, dr. Zaini K. Saragih Sp.KO dan dr. Bopbby N. Nelwan SpOT. "Namun ketika kami mengajukan proposal ini, keraguan dari pihak rumah sakit atau investor adalah memangnya di sini ada pasiennya?" ungkap Febry. "Sebelum akhirnya kami dipercaya untuk menempati lahan kami di Sunter."

Nyatanya setelah tiga tahun, disadari bahwa kebutuhan  untuk rumah sakit olah raga ini sudah meruapakan keniscayaan buat kota sebesar Jakarta. "Pada awal kami buka, tingkat kunjungan boleh dibilang nol. Saat ini tingkat kunjungan mencapai 300-400 orang per bulan,"  lanjut Febry.

Untuk meningkatkan pelayanan, RSMC kini menekankan pada penanganan cedera ACL secara intens dan modern.  "Saat ini kami menerapkan operasi arthroscopy untuk menangani cedera ACL," katanya. "Dengan pembedahan minimal invasif ini kami hanya melakukan sayatan kecil -sebesar 0.5 centimeter- untuk memasukkan kamera dan alat operasi. Melalui operasi, kami kemudian membersihkan daerah cedera sekaligus menangani kerusakan yang terjadi."

Menurutnya, dengan sayatan yang kecil ini kerusakan jaringan otot seperti yang menjadi risiko bedah konvensional dapat dicegah.  "Apalagi  bila si pasien kemudian tertib menjalankan terapi pasca operasi maka kesembuhannya dapat dipercepat," ungkapnya.

Terapi pasca operasi yang ideal dilakukan dalam tiga tahap yaitu kembali beraktivitas olah raga serta kembali dalam olah raga permainan. "Jadi setelah  si atlet yakin dengan kondisi cederanya dengan melakukan gerak-gerak  dengan risiko tinggi seperti pivot (zig-zag), baru fisiknya siap untuk olahraga  permainan."

Tahap yang memakan waktu 6 bulan sampai satu tahun inilah yang memang membutuhkan disiplin tinggi untuk menjalaninya. "Ada atlet bulu tangkis yang kami betri perawatan seumur hiodup karena dia sangat berdisplin untuk selalu memeriksakan kondisi bekas cederanya setiapkali habis bertanding," katanya. "Kami selalu berprinsip atlet yang memiliki daya juang dan pantang menyerah pada kondisi adalah aset buat bangsa ini."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Peraih Penghargaan Piala Asia U23 2024: Pembobol Gawang Indonesia Top Skor

Daftar Peraih Penghargaan Piala Asia U23 2024: Pembobol Gawang Indonesia Top Skor

Internasional
Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Internasional
Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Internasional
VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

Internasional
Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Internasional
Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Badminton
Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Badminton
Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Badminton
Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Badminton
'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

"Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com