Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sepasang Sahabat Mengejar Impian Jadi Bintang Bulu Tangkis

Kompas.com - 30/09/2016, 21:40 WIB
advertorial

Penulis

Matahari belum tinggi, tetapi Gizal dan Naufal sudah melangkahkan kakinya dengan penuh semangat menuju pintu gerbang GOR Sritex, Solo. Perasaan gugup mencengkeram hati kedua anak laki-laki tersebut. Namun akhirnya berhasil dikalahkan oleh tekad yang bulat untuk meraih impian.

Naufal dan Gizal, keduanya sama-sama masih berusia 13 tahun, adalah sepasang sahabat yang memiliki impian yang sama. Menjadi bintang di lapangan bulu tangkis. Pagi itu Naufal dan Gizal mencoba peruntungannya, mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2016 di GOR Bhineka.

Audisi tersebut diselenggarakan oleh salah satu pusat pelatihan bulu tangkis terbesar di Indonesia, PB Djarum. Tempat lahirnya bintang-bintang bulu tangkis Indonesia. Peraih emas olimpiade tahun ini, Liliyana Natsir-Tontowi Ahmad berasal dari PB Djarum. Begitu juga idola Gizal, Hariyanto Arbi, pemain yang terkenal dengan smash 100 watt-nya.

Tahun ini adalah kali pertama Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis diselenggarakan di Solo. Alasannya, Kota Bengawan ini ternyata juga merupakan kota penyumbang atlet-atlet bulu tangkis berbakat. Sebut saja Icuk Sugiarto dan Bambang Supriyanto. Djarum Foundation berupaya menemukan penerus-penerus mereka untuk bertanding membela Indonesia.

“Utamanya sih kita melihat bahwa Solo sudah banyak menghasilkan atlet kelas dunia. Kita tahu Icuk Sugiarto dan Bambang Supriyanto. Audisi ini akan jadi nilai positif untuk Solo,” ujar Christian Hadinata, pelatih dan direktur Pelatnas PBSI.

Antusiasme membludak. Sejauh ini audisi di Solo memiliki jumlah peserta terbanyak dibandingkan dengan 4 kotaAudisi sebelumnya yaitu Bandung, Palembang, Purwokerto dan Balikpapan. Tim pencari bakat yang menilai di kota ini juga spesial.

“Sebenarnya saya sudah dua kali ikut audisi ini. Waktu itu bukan di Solo. Saya ikut tahun 2013 dan 2014, tetapi hanya masuk sampai babak kedua. Formatnya belum turnamen seperti sekarang. Saya berharap mudah-mudahan kali ini saya lolos,” ujar Gizal yang ternyata berdomisili di Semarang.

Harapan yang sama datang dari Naufal. Ia sangat berharap memperoleh kesempatan bergabung dengan PB Djarum untuk menempa bakat dan membanggakan orang tuanya. “Saya ingin sekali jadi atlet PB Djarum agar orang tua saya bangga,” katanya.

Namun, perjalanan Naufal dan Gizal untuk bergabung dengan PB Djarum tidaklah sesederhana yang mereka bayangkan. Pagi itu lebih dari 600 pemain bulu tangkis muda ikut berjejal bersama mereka untuk mendapat kesempatan bersaing mempertunjukkan bakat mereka. Salah satunya adalah Mahda Thalia Yulianti, adik dari atlet bulu tangkis peraih perunggu Olimpiade Beijing 2008, Maria Kristin Yulianti.

Audisi dimulai dengan tahap screening. Peserta audisi diminta bermain bulu tangkis selama 5-10 menit untuk menunjukkan bakatnya. Tahap screening ini merupakan kesempatan tim pencari bakat untuk menilai teknik dasar bermain bulu tangkis mereka.

Setelah berusaha keras di tahap screening, Naufal, Gizal, dan juga Mahda menjadi tiga di antara puluhan pemain muda yang lolos ke tahap turnamen. Mereka yang lolos harus bertanding dengan sistem gugur untuk memperebutkan Super Tiket menuju audisi final di GOR Djarum Kudus.

Mereka yang menang jelas akan melaju ke Kudus, namun mereka yang kalah tidak seketika dieliminasi. Pemain-pemain muda yang bakatnya terpantau oleh tim pencari bakat dan dinilai brilian, akan dihadiahi Super Tiket Pilihan untuk meneruskan perjuangan di GOR Djarum Kudus.

Meski harus jatuh bangun dan berpeluh, Gizal dan Naufal tetap semangat memperjuangkan mimpinya. Pertandingan-pertandingan yang mereka hadapi tidaklah mudah. Dua kali mereka harus kehilangan poin. Begitu juga pertandingan di kategori putri yang harus dilalui oleh Mahda.

Akankah sepasang sahabat, Gizal dan Naufal berhasil merebut Super Tiket? Lalu bagaimana dengan Mahda? Akankah gadis belasan tahun tersebut berhasil melanjutkan kiprah sang kakak membela Indonesia dengan ayunan raketnya? Saksikan kisah mereka di program Kita Bisa di Kompas TV, Sabtu, 1 Oktober 2016. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com