Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Tolok Ukur Keberhasilan Olah Raga

Kompas.com - 17/09/2016, 10:24 WIB


BANDUNG, Kompas.com -  Di masa mendatang,  ajang olah raga regional seperrti SEA Games hanya menjadi ajang persiapan arena lebih besar seperti Asian Games atau Olimpiade dan tak lagi jadi tolok ukur keberhasilan olah raga nasional.

Hal ini diungkap Menpora Imama Nahrawi saat menghadiri sekaligus menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PB ISSI Tahun 2016 di Ballroom Hotel Grand Tjokro Cihampelas, Bandung, Jawa Barat,JUmat (16/9 malam).

Imam Nahrawi datang bersama isteri dan didampingi Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI)  Raja Sapta Oktohari.

Rakernas yang digelar di tengah-tengah persiapan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 Jawa Barat ini diikuti sedikitnya 20 Pengurus Provinsi ISSI dari seluruh Indonesia. Meningkatkan Semangat Integritas dan Solidaritas dalam rangka Meningkatkan Prestasi Atlet Balap Sepeda di Tingkat Internasional, menjadi tema yang diangkat malam ini.

Raja Sapta Oktohari yang juga selaku Chef de Mission Kontingen Indonesia pada Olimpiade Brasil 2016 dinilai Menpora adalah salah satu tokoh yang mampu memberikan rasa optimis saat atlet berjuang di Olimpiade Brasil 2016 hingga kontingen Merah-Putih berhasil membawa tradisi emas.

Terkait Tour de Nusantara, lanjutnya, akan menjadi dedikasi tertinggi PB ISSI untuk Indonesia yang didukung Presiden Joko Widodo. "Sesuai instruksi Presiden, TdN agar segera disiapkan dengan matang melibatkan seluruh kabupaten/kota diseluruh penjuru negeri, efek dari TdN ini nantinya kami harap mampu memberikan efek agar menjadikan bersepeda sebagai gaya hidup sehari-hari tak terkecuali seorang menteri untuk itu perlu digaungkan dengan maksimal," ujar pria kelahiran 47 tahun silam ini.

Menpora ucapkan selamat kepada ISSI yang telah berhasil meloloskan satu atlet BMX ke Olimpiade. "Kita semua harus berusaha agar bisa meloloskan lebih banyak atlet ke Asian Games dan Olimpiade, hak ini sesuai amanat Presiden untuk segera menyiapkan atlet dengan memberikan perhatian kepada cabor unggulan dan potensi medali olimpiade salah satunya di ISSI," ujar Cak Imam sapaan akrab Menpora.

Menurutnya, alat ukur keberhasilan Kemenpora dan Indonesia di even olahraga adalah raihan medali di Asian Games dan Olimpiade. "PON diharapkan menjadi momen terakhir bagi atlet muda membuktikan dirinya untuk masuk ke atlet elite, PON 2020 akan kita siapkan regulasi agar menjadi sportif tidak ada transfer atlet, atlet berburu daerah yang memberikan bonus besar," lanjutnya.

Terkait SEA Games di Malaysia 2017, Menpora mengisyaratkan akan mengirimkan beberapa atlet saja karena SEA Games tidak lagi menjadi alat ukur keberhasilan olahraga nasional. "Mindset kita sekarang harus dirubah bahwa SEAG hanyalah ajang untuk memastikan kita masuk ajang selanjutnya Asian Games dan Olimpiade," tegasnya.

Lebih lanjut, Menpora menilai Presiden saat ini sangat konsen kepada prestasi olahraga. "Presiden Joko Widodo sempat berbisik kepada Menkeu bahwa tahun 2017 terkait pemotongan anggaran silakan dilakukan di kementerian lain tetapi khusus di Kemenpora jangan bahkan carikan terobosan lain melalui BUMN menjadi 'bapak asuh dan bapak asli' cabor unggulan," terangnya.

"Kita sudah melaksanakan Rakernas kedua, biayanya ini dari Menpora, apa yang menjadi pemikiran Menpora telah kami sampaikan disini, Ketua KONI Suwarno dan Ketua Satkak Prima Achmad Soetjipto telah memberikan pencerahan di balap sepeda ini," ujar Okto dalam laporannya. Sementara itu balap sepeda pada PON Jawa Barat tahun ini akan mempertandingkan empat kategori yakni BMX, MTB, Track dan Road Race.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com