SINGAPURA, Kompas.com - Atlet renang Singapura, Joseph Schooling mendapat sambutan meriah dan mengejutkan usai merebut medali emas pertama buat negaranya di Olimpiade Rio de Janeiro, Senin.
Schooling, 21 merebut medali emas nomor 100 meter gaya kupu-kupu, pekan lalu dengan mengalahkan juara bertahan Michael Phelps dan nama-nama besar lainnya seperti Chad Le Clos dan Laszlo Cseh. Ia mencatat waktu 50.39 detik yang juga merupakan rekor baru Olimpik.
"Joseph, I love you," demikian teriakan para penggemar Schooling saat ia tiba di Bandara Changi, Senin (15/8/2016) pagi. Ia mengenakan jaket merah dan mengalungkan medali emas yang direbut di Rio.
Schooling disambut sekitar 500 penggemar dan ayahnya, Colin yang tak dapat ikut ke Brasil karena sakit yang tidak memungkinkannya untuk melakukan terbang jauh. Selama di Brasil, Schooling ditemani ibunya, May Yim.
"Terimakasih atas sambutan dan datang ke tempat ini pagi hari. Kemenangan ini bukan buat saya, tetapi buat kalian semua," kata Schooling saat memberikan sambutan.
Pemerintah Singapura juga memberikan sambutan menyenangkan buat Schooling dengan mengumumkan penundaan wajib militer buat Schooling sampai Olimpiade 2020 di Tokyo. Kewajiban militer buat Schooling sebenarnya sudah ditunda sejak 2013 untuk memberi kesempatan menghadapi Olimpiade 2016.
Di Singapura, setiap warganegara wajib mengikuti wajib militer selama dua tahun setelah berusia 18 tahun.
Namun setelah Schooling mendapatkan medali emas Olimpiade Rio, desakan untuk memberi kesempatan buat atlet Singapura ini mempertahankan medalinya di Tokyo pada 2020. Pengabulan permintaan Schooling ini diumumkan oleh Menteri pertahanan Ng Eng Hen.
"Hari ini dewan angkatan bersenjata menyetujui permohonan Joseph Schooling untuk memperpanjang penundaan dan akan mendaftarkan dia untuk ikut dalam wajib militer setelah Olimpiade 2020," kata Ng.
Pihak angkatan bersenjata Singapura menyebut toleransi wajib militer harus dilakukan penduduk Singapura sebelum usia 30 ntahun.
Pemberian poenundaan wajib militer buat atlet sebenarnya merupakan hal biasa di Singapura. Saat menjelang Asian Games 2010 dan SEA Games 2011, 13 atlet Singapura mendapatkan penundaan dua hingga enam bulan sebelum menjalani wajib militer.
Schooling kini berlatih di sekolahnya di University of Texas di bawah pelatih nasional AS, Eddie Reese. Sebelumnya saat bersekolah di SMA Bolles, ia ditangani Sergio Lopes Miro yang kemudian berhasil dibujuknya untuk menjadi pelatih nasional Singapura.
Pemberian hak istimewa buat Schooling ini tidak lepas dari kekhawatiran akan posisi Schooling. Dengan keberhasilan menjadi juara Olimpiade, Schooling sudah dilirik oleh beberapa negara termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Malaysia, tanah kelahiran ibunya, May Yim.
Dengan status penundaan ini, Schooling diharap membela negaranya dalam ajang setingkat Asia dan dunia seperti Asian Games, Commonwealth Games dan Olimpiade. Sementara untuk ajang SEA Games, Singapura telah menyiapkan atlet renang lapis kedua sebagai pengganti.
Selain Schooling, atlet renang utama lainnya, Quah Zheng Wen juga mendapatkan penundaan wajib militer hingga Olimpiade 2016 ini. Di Rio, Zheng Wen gagal lolos ke final.