"Ci Butet Memang Lebih Baik"

JAKARTA, KOMPAS.com — Perjuangan Praveen Jordan/Debby Susanto pada Olimpiade Rio 2016 berakhir sudah. Mereka kalah dari rekannya sesama Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dengan skor akhir 16-21 dan 11-21.

Meski tak bisa menutupi kekecewaannya, Jordan/Debby mengaku puas bisa menyelesaikan perjalanannya dengan baik. Penampilan Jordan/Debby pada Olimpiade kali ini pun patut diacungi jempol.

Pelatih ganda campuran, Richard Mainaky, memuji penampilan mereka. Richard hanya menyayangkan pertemuan dua wakil Indonesia ini pada babak perempat final.

“Penampilan sudah sesuai dengan ekspektasi saya. Sayang, mereka harus ketemu teman sendiri di babak ini. Jordan/Debby bisa mengatasi ketegangan untuk pertandingan sekelas Olimpiade,” kata Richard.

Bisa sampai pada perempat final, Jordan/Debby mengaku bersyukur. Terlebih lagi, kekalahannya terjadi usai menghadapi rekannya sendiri. Artinya, satu tiket semifinal ada untuk Indonesia.

“Kami cukup puas dengan penampilan kami. Cuma hari ini harusnya bisa main lebih baik lagi. Permainan tadi banyak kalah di return service yang enggak akurat. Sayang banget mesti ketemu teman sendiri. Namun, positifnya, pasti ada satu wakil di semifinal. Olimpiade buat saya bisa jadi pelajaran berharga dan pengalaman saya untuk bisa menghadapi turnamen besar ke depannya,” ungkap Jordan.

“Kami sudah coba memberikan permainan terbaik, tetapi memang namanya lawan teman sendiri enggak ada yang gampang. Kami latihan bareng, sama-sama tahu kelebihan dan kekurangan, dan memang harus saya akui mereka main lebih baik. Memang mereka punya kualitas yang bagus. Terutama Ci Butet (Liliyana Natsir) tadi ngatur irama permainan sangat tenang di depan. Ci Butet hari ini mainnya sangat baik,” ujar Debby.

“Ya pasti sedih karena belum bisa bawa medali, apalagi ini Olimpiade pertama dan terakhir buat saya. Akan tetapi, enggak ada penyesalan karena saya sudah usaha yang terbaik,” ujar Debby lagi.