Daging dan Bubur Kacang Hijau, Camilan Favorit Lifter Indonesia

Laporan Langsung Pipit Puspita Rini dari Rio de Janeiro, Brasil

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com - Keripik dan kacang merupakan contoh camilan favorit bagi kebanyakan orang, tetapi tidak bagi salah satu lifter Indonesia, Deni.

Buat lifter yang turun di kelas 77 kg pada Olimpiade Rio 2016 tersebut, bubur kacang hijau dan daging adalah contoh camilan yang paling pas.

Saat ditemui Kompas.com di athlete village yang berada di kawasan Barra, Rio de Janeiro, Selasa (9/8/2016), Deni sedang mengemil daging matang yang dipotong kecil-kecil.

"Ini sih ngemil," sahutnya sambil melahap daging seberat kira-kira 200 gram tersebut dengan cepat.

Porsi makan Deni memang yang paling besar dibanding enam lifter Indonesia lainnya yang ikut ke Rio. Apalagi, berat badannya saat ini masih 70 kg, jauh lebih kecil untuk lifter di kelas 77 kg.

"Ini sudah bagus bisa 70 kg. Biasanya, makan seberapa banyak pun tetap saja 67 kg, 68 kg," ujar pria kelahiran 26 Juli 1989 tersebut.

Porsi dan menu makan sehari-hari Deni memang besar, termasuk ketika berada di Tanah Air.

Setiap pagi sebelum latihan, dia biasa makan dua mangkuk bubur ayam sebagai sarapan. Sekitar pukul sembilan pagi, dia makan roti satu tangkup plus pisang.

Setelah berlatih, siangnya dia makan berat dengan porsi yang tentu saja besar. Sorenya, Deni biasa makan bubur kacang hijau yang dia sebut sebagai camilan.

Setelah itu, dia makan malam dan sekali lagi porsinya banyak. Sebelum tidur, seringkali Deni masih mencari makanan untuk mengisi perutnya.

"Kalau tidak makan saya gelisah. Kalau mau jalan-jalan sama istri, saya harus makan dulu sebelum jalan. Kalau tidak, saya akan uring-uringan terus," aku atlet 27 tahun tersebut.

Pada Olimpiade Rio 2016, Deni turun bertanding pada Rabu (10/8/2016). Dia mencatat total angkatan 323 kg (146 kg snatch dan 177 kg clean & jerk). Catatannya masih jauh tertinggal dibdanding lifter lainnya.