YANGON, Kompas.com - Federasi sepakbola Myanmar menyesalkan terjadinya kerusuhan usai pertandingan sepakbola puteri antara timnas negara tersebut menghadapi Vietnam di semifinal AFF puteri, Selasa lalu.
Sekelompok pendukung timnas Myanmar merusak stadion dan fasilitas umum di Mandalay usai tersingkirnya timnas puteri. Para penonton mempersoalkan hadiah penalti yang diterima tim Vietnam pada masa injury.
Akibat penalti ini, Vietnam menyamakan kedudukan dan kemudian lolos ke final setelah unggul dalam adu penalti. Sementara tuan rumah Myanmar tersingkir.
Akibat kerusuhan yang terjadi, panitia sempat menunda jalannya pertandingan. "Ini soal kerangka berpikir," kata direktur media federasi sepakbola Myanmar, Zaw Min Htike. "Para penggemar sepakbola harus lebih mengerti peraturan."
"Mereka merusak fasilitas stadion dan juga fasilitas publik di luar stadion. Buruk sekali," lanjutnya.
Saat pertandingan semifinal berlangsung, stadion Mandalay dipenuhi 30.000 penonton. Ini merupakan kemajuan mengingat popularitas sepakbola puteri yang tergolong masih baru.
Pada 2011, Myanmar pernah mendapat hukuman larangan ikut kualifikasi Piala Dunia setelah terjadinya kerusuhan saat pertanbdingan antara Oman dan timnas Myanmar,
Dua tahun kemudian, polisi terpaksa menggunakan meriam air dan gas air mata untuk mengusir penonton yang marah karena timnas Myanmar tersingkir di ajang SEA Games.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.