Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tontowi Ingin Lupakan Kisah Sedih di London

Kompas.com - 04/08/2016, 00:46 WIB

JAKARTA, Kompas.com - Tontowi Ahmad tak akan pernah bisa melupakan momen Olimpiade London 2012, saat ia bersama Liliyana Natsir kehilangan semua impian indah.

Kala itu ia dan pasangannya, Liliyana Natsir, merupakan satu-satunya andalan Indonesia untuk meneruskan tradisi medali emas di kancah olimpiade. Besarnya tekanan sebagai tulang punggung skuad Merah-Putih menjadi salah satu hal yang membuat pasangan ini tak dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Dihentikan ole Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok) di semifinal, Tontowi/Liliyana juga gagal menyumbang perunggu saat dikalahkan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark).

“Saat itu kami memang berandai-andai banget, terlalu menggebu-gebu mau dapat emas. Kami menjadi harapan satu-satunya, masuk semifinal sendirian. Karena terlalu berharap, saat kalah di semifinal itu kami langsung down, padahal kami punya tugas lagi di perebutan perunggu,” cerita Tontowi saat bincang-bincang dengan Badmintonindonesia.org.

“Kami seharusnya fokus di satu demi satu pertandingan, dan kalau sudah kalah di semifinal, kami harus bisa fokus untuk pertandingan selanjutnya. Tetapi kami malah tidak bisa tampil baik di perebutan perunggu, padahal rekor kami melawan Nielsen/Pedersen lumayan bagus,” tambah ayah dari Danish Arsenio Ahmad ini.

Tontowi mengaku telah banyak belajar dari kesalahan di event empat tahun lalu tersebut. Oleh karenanya, pemain kelahiran Banyumas, 18 Juli 1987 ini tak mau terjebak di situasi yang sama.

Meskipun baru mengantongi satu gelar di tahun ini lewat Malaysia Open Super Series Premier 2106, namun Tontowi/Liliyana masih menjadi pasangan ganda campuran terbaik negeri ini. Pasangan ramuan pelatih Richard Mainaky ini tak hanya berjalan sendirian menuju Olimpiade Rio de Janeiro 2016, namun mereka didampingi Praveen Jordan/Debby Susanto, Juara All England 2016 yang bukan tak mungkin akan membuat kejutan.

Selain itu, Indonesia juga punya andalan di sektor lain seperti ganda putra yang diwakili oleh pasangan rangking dua dunia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Selain itu, pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari juga berpeluang untuk meraih medali.

“Kondisi sekarang memang lebih baik, kita punya beberapa andalan, ini cukup berpengaruh juga. Saya merasa termotivasi, tidak mau kalah sama yang lain, ingin yang terbaik,” jelas Tontowi.

“Persiapan tahun ini sudah bagus, apalagi dengan adanya karantina di Kudus (Jawa Tengah), sangat membantu untuk menyegarkan pikiran,” Tontowi mengungkapkan.

Jelang olimpiade Rio, Tontowi memang terlihat lebih rileks dibanding olimpiade sebelumnya. Ia sering berbagi cerita dengan Ahsan, keduanya memang dekat sejak sama-sama menjadi penghuni klub Djarum. Baik Tontowi maupun Ahsan menyandang target yang tak bisa dibilang ringan.

“Saya dan Ahsan memang dekat dari waktu di klub dulu. Kami sering sharing bareng seperti yang pernah Ahsan posting di Instagram. Waktu itu di Australia Open Super Series 2016, kami kalah di babak awal, padahal dulu kami biasa pulang di akhir turnamen. Semoga di olimpiade kami bisa sama-sama berhasil,” tuturnya.

Meskipun tak lagi muda, namun Tontowi mengaku di olimpiade kali ini, semangatnya masih tinggi untuk merebut emas. Usia bukanlah penghalang baginya. “Harus dijaga mindset-nya, kalau mikirnya tua, fisik jadi gampang capek. Hidup ini penuh perjuangan, kalau kita mau sukses, kita harus berusaha, tidak boleh santai-santai. Di dalam diri saya, sebetulnya saya adalah pejuang keras, semoga saya bisa mewujudkan mimpi saya menjadi juara olimpiade,” ujar Tontowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com