JAKARTA, Kompas.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi terus berbenah dan ingin meningkatkan kinerja seluruh staf dan pegawai di lingkungan Kemenpora.
Untuk itu, Menpora melakukan pertemuan dan berdiskusi secara estafet dengan seluruh staf dan pegawai Deputi I, II, dan III Kemenpora di ruangan kerjanya lantai 10, Kemenpora, Jakarta, Senin (27/6).
Suasana berbeda memang terlihat di ruang kerja Menpora di lantai 10, biasanya banyak bangku-bangku yang tersusun rapi untuk menerima tamu. Namun, hari ini Menpora ingin merasakan suasana berbeda ketika ingin bertemu seluruh staf masing-masing deputi di ruangannya. Menpora bersama staf terlihat duduk santai lesehan tanpa kursi dan melakukan obrolan untuk menerima masukan saran dan kritik.
"Ini adalah hal yang baru yang akan kita rutinkan, biasanya yang hadir di ruang kerja saya hanya tamu-tamu dari luar atau pejabat yang saya panggil, tapi mulai sekarang semua pejabat, pegawai, dan staf bisa ke ruangan saya, kita bisa diskusi dan sharing pendapat," ujar Imam.
Hal senada juga disampaikan oleh Menpora ketika menerima pejabat dan staf di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda. Ketika membahas tentang status opini BPK terhadap Kemenpora, Menpora menyampaikan, untuk ke depan program yang akan diusulkan diharapkan merupakan inspirasi dan keinginan yang bersumber dari bawah. "Kita akan merekrut tenaga ahli dari luar untuk mengevaluasi program-program yang sudah dijalankan, dari situ kita akan mendapat masukan program apa saja yang akan dilanjutkan atau yang akan dihentikan," tutur Menpora.
Seperti diketahui, selain mendapat opini disclaimer dari BPK, Kemenpora juga mendapat penilaian "CC" dari Kemenpan RB terhadap LAKIP yang disampaikan. "Ini tentu penilaian yang kurang bagus dari Kemenpan RB. Oleh sebab itu, mulai saat ini kita akan biasakan pertemuan seperti ini, karena bapak dan ibu adalah partner kerja saya, kolega saya, kita harus memperbaiki itu semua. Selain itu, saat ini saya juga sudah memerintahkan kepada Inspektorat agar mendata ulang semua aset Kemenpora yang tersebar di seluruh Indonesia karena kelemahan kita adalah kurangnya data aset dan tidak melaporkannya," ujar Imam.
Dalam hal pelaporan keuangan Imam berharap kepada pengelola keuangan, baik itu PPK maupun BPP agar menyiapkan laporan pertanggungjawaban. "Selama ini kita membiarkan, menganggap sepele dengan hal-hal yang harus dipersiapkan sebagai bukti dari penggunaan uang negara, kalau laporan pertanggungjawaban sudah selesai, pada saat ada pemeriksaan kita sudah siap menyampaikannya kepada auditor/BPK," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.