Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenpora dan PRIMA Klarifikasi Berita "Kompas"

Kompas.com - 30/05/2016, 20:34 WIB

JAKARTA, Kompas.com - Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Gatot S Dewa Broto bersama Kasatlak PRIMA Achmad Soetjipto dan sejumlah cabor menggelar konferensi pers di Media Center Kemenpora, Jakarta, Senin (30/5) siang.

Konferensi pers ini terkait dengan pemberitaan di salah satu media nasional edisi Senin (30/5). Berita tersebut menyatakan persiapan kontingen Indonesia jauh dari ideal akibat peralatan hingga akomodasi yang dinilai belum memadai.

Meski tidak menyebut nama media yang bersangkutan, namun dapat dipastikan ini menyangkut berita yang dimuat Harian  Kompas, edisi Senin (30/05/2016). Berita bertajuk, "Pelatnas Olimpiade 2016 Terkendala," tersebut menulis tentang kendala kekurangan dana yang dialami  atlet Pelatnas panahan, renang,  bulu tangkis, angkat besi dan dayung.

Kompas juga menulis karena tersendatnya dana untuk persiapan Olimpiade, sebagai atlet dan pengurus terpaksa merogoh kocek sendiri untuk mencukupi kebutuhan, dari asupan vitamin dan protein hingga peralatan latihan.

Gatot S Dewa Broto mengatakan setelah munculnya berita tersebut, semua internal dimintainya keterangan. "Pihak Kemenpora akan mengirim hak jawab terkait berita tersebut. Berita ini tidak seimbang karena tidak cover both side, tidak ada keterangan dari pihak Satlak PRIMA maupun Kemenpora," ujarnya seperti dalam siaran pers, Senin (30/05/2016).

Sementara Achmad Soetjipto menyatakan bahwa sebagian besar informasi yang disampaikan dalam pemberitaan adalah persoalan seputar tahun 2015, yang sebenarnya sudah tuntas persoalannya. "Tidak semua yang diberitakan itu benar. Kami konfirmasi langsung ke cabor-cabor, yakni cabor panahan, angkat besi, rowing, renang, dan bulutangkis,"katanya.

"Soal peralatan untuk cabor panahan untuk training camp di Antalya, Turki, itu pada 2015, bukan 2016. Soal training camp cabor renang di Australia, gizi dan suplemen lebih dari cukup. Uang harian sebesar US$90, namun karena perubahan cuaca, tempat latihan renang dipindahkan ke kawasan wisata yang secara cost lebih mahal," kata Soetjipto.

Dalam penulisannya tentang kasus di cabor renang, Kompas menyebut tiga atlet nasional yang tengah berusaha lolos Olimpiade: Gde Siman Sudartawa, Triady Fauzi Sidiq dan Glenn Victor Sutanto mendapat fasilitas latihan, penginapan serta tambahan uang saku sebesar 50 US Dollar.

Soetjito menyebut bahwa lintasan dayung di Situ Cileunca Pengalengan Bandung adalah tempat latihan terbaik. "Lintasan masih sepanjang 1500 meter dan memang itu tempat latihan terbaik. Karena itu di Jakabaring akan dibangun lintasan sepanjang 2000 meter yang saat ini masih dalam proses pengerjaan," lanjut Soetjipto.

Pada cabor angkat besi, Manajer Tim Nasional Angkat Besi Alamsyah yang hadir dalam konferensi pers menyatakan bahwa pemberitaan yang menyebutkan training camp akan dilakukan di Tiongkok adalah keliru. "Training camp kami di Cape Town, bukan Tiongkok. Itu tahun 2015. Tahun ini tidak pernah training camp di Tiongkok," ujarnya.

Dalam percakapan  dengan Kompas, Alamsyah menyebut berencana memberangkatkan atlet pada Juni ini, namun memang masih menunggu realisasi dana dari pemerintah. "Saya cari dana  sana sini demi angkat besi. Fasilitas, program latihan,  uji coba dan training camp itu menjadi satu kesatuan agar atlet kita menang,"kata Alamsyah seperti dikutip Kompas.

Sementara untuk cabang bulu tangkis, Kompas tidak menyebutkan kekurangan dana. Hanya disebutkan keluhan salah satu atlet yang diproyeksikan  meraih medali emas (Hendra Setiawan) yang mengeluhkan peralatan gym yang terasa kurang bila dipergunakan secara bersamaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com