DOMPU, KOMPAS.com - Salah satu dari 11 peserta lomba lari Lintas Sumbawa 320K, Adlan Djohan (54), bisa dibilang mengalami kondisi tak mengenakkan yang membuatnya sedikit kesulitan dalam menjalani lomba tersebut.
Sehari sebelum perlombaan dimulai, Selasa (12/4/2016), seharusnya dia sudah tiba di penginapan pelari di Taliwang, Sumbawa Barat, sembari mengikuti pembekalan dari panitia. Namun, pria yang akrab disapa Mak Del ini sempat mengira bahwa dirinya baru berangkat ke Sumbawa hari Rabu (13/4/2016).
"Sebenarnya dari awal (lomba), biasanya enggak pernah stres oleh besaran jarak atau faktor cuaca. Namun, karena kemarin harusnya berangkat dari Selasa pagi dengan pesawat pukul 09.00, dalam mindset saya, tanggal 12 itu Rabu. Saya enggak kepikiran kalau itu Selasa," kata Mak Del kepada Kompas.com, Sabtu (16/4/2016).
Pada Selasa malam, Mak Del baru menyadari bahwa dia salah jadwal hingga ketinggalan pesawat ke Lombok untuk kemudian berkumpul di Taliwang. Panitia lomba menawarkan, jika masih ingin mengikuti perlombaan, dapat menyusul ke sana.
Tidak putus asa, Mak Del pun memesan penerbangan Selasa malam dan baru tiba di Taliwang pada Rabu pagi menjelang siang. Adapun pada Rabu itu, perlombaan dimulai pukul 15.00 wita, sehingga Mak Del hanya punya waktu sedikit untuk beristirahat ketimbang 10 pelari lainnya yang sudah bermalam sehari di sana.
Mak Del mengaku, dirinya tidak bisa tidur. Hal itu membuat dia menjadi kurang persiapan secara fisik.
Benar saja, setelah dua kilometer berlari dari garis start di Puskesmas Poto Tano, kaki Mak Del mengalami keram. Dia tertinggal dari pelari lain di depannya.
Namun, hal itu tidak membuat niatnya untuk berlari jadi surut. Setelah mendapatkan penanganan medis, Mak Del berlari lagi, dengan menempati urutan paling belakang.
Pada hari pertama Lintas Sumbawa 320K, rata-rata pelari berhasil melewati check point 40 kilometer pertama. Panitia menyediakan water station di setiap check point selama perjalanan.
Dari catatan Kompas.com, sembilan pelari berhasil tiba di check point pertama sekira pukul 21.00 wita. Beberapa kilometer sebelum check point tersebut, ternyata Mak Del masih berlari, bersama dengan peserta lari tertua, Surachman Cadaka (66).
Pelan tapi pasti, mereka terus berlari meski penerangan hanya ada dari head lamp dan lampu sepeda motor polisi yang mengawal mereka. Keduanya berhasil tiba di check point pertama dan melanjutkan lari sampai hari kedua, Kamis (14/4/2016).
Pada hari kedua ini, dua pelari dinyatakan did not finish (DNF) atau tidak dapat melanjutkan perlombaan. Mereka adalah Surachman dan Abdul Aziz Dermawan (23). Kondisi fisik seperti perut mual dan faktor lainnya menyebabkan mereka terpaksa menyerah di jarak sekitar 70 kilometer.