Penakluk Ahsan/Hendra Kini Incar Gelar Malaysia Terbuka

SHAH ALAM, KOMPAS.com - Rasa percaya diri pasangan ganda putra Denmark, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding, terdongkrak setelah berhasil menundukkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Indonesia) pada babak peremapt final Malaysia Terbuka, Jumat (8/4/2016).

Pada laga yang berlangsung di Malawati Stadium, Shah Alam tersebut, Conrad-Petersen/Kolding menang lewat pertarungan rubber game, 21-8, 17-21, 21-17, selama 50 menit.

Unggulan kedelapan itu kini mengincar gelar di turnamen berlevel superseries premier tersebut. Mereka akan bertemu wakil China, Chai Biao/Hong Wei, pada babak semifinal.

"Kami bermain sangat baik, terutama pada gim pertama. Kami bermain dominan," kata Conrad-Petersen tentang pertandingan melawan Ahsan/Hendra yang dilansir bwfbadminton.com.

Pada gim kedua, Ahsan/Hendra mampu bangkit dan mengimbangi permainan pasangan Denmark tersebut.

"Faktor kelelahan jelas memberi dampak saat kami bertanding. Tidak mungkin kami terus bermain dengan strategi full court, jadi kami harus bisa menyesuaikan. Selain itu, perubahan arah angin pada gim kedua juga cukup tricky," ujar Conrad-Petersen.

Setelah kehilangan gim kedua, mereka kembali menguasai pertandingan pada gim ketiga dan akhirnya mengantongi kemenangan.

"Kami ingin menjadi pasangan ganda Denmark pertama yang menang di sini. Saya pernah menembus final saat masih berpasangan dengan Jonas Rasmussen. Sejak itu, Malaysia menjadi salah satu negara favorit saya untuk bertanding," katanya melanjutkan.

Sejauh ini, perjalanan duo Mads di Malawati Stadium berjalan nyaris sempurna. Pasangan berperingkat ke-12 dunia itu hanya satu kali kecolongan gim, yakni saat melawan Ahsan/Hendra.

Selebihnya, Conrad-Petersen/Kolding selalu bisa melewati lawan-lawan mereka dengan kemenangan straight game.

Pada babak pertama, mereka mengalahkan wakil Amerika Serikat, Phillip Chew/Sattawat Pongnairat, dengan 21-14, 21-11. Setelah itu, giliran pasangan Rusia, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov, yang mereka libas dengan 21-12, 21-8. (Diya Farida)