KOMPAS.com - Cerita soal atlet di Indonesia ternyata tak melulu berkisah soal kepedihan, seperti yang dialami para pesepakbola Indonesia yang saat ini kompetisinya distop karena PSSI-nya tengah dibekukan.
Para pemain bola itu pun terpaksa bermain pertandingan kelas tarkam atau antar kampung demi menyambung hidup.
Kisah sebaliknya dialami oleh para pemuda yang menjadikan basket sebagai profesi. Para pemain basket ini menikmati berbagai fasilitas yang bisa membuat iri atlet-atlet lain.
Seperti diceritakan oleh Kaleb Ramot Gemilang, atlet bola basket yang sejak 2014 membela klub CLS Knight Surabaya. "Sekarang ini, enak 'bekerja' sebagai pemain bola basket. Semua yang kita butuhkan bisa terpenuhi. Bahkan gaji bulanan dapat kita kantongi secara utuh," tutur Kaleb.
Kisah yang sama disampaikan sejumlah pemain basket lain. Namun, tak hanya soal makan dan uang yang diperoleh para pebasket tersebut. Ada sejumlah fasilitas lain untuk mempersiapkan mereka menjadi “manusia”, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Disiapkan untuk menghadapi kehidupan, baik saat masih menjadi atlet, maupun setelah mereka pensiun, menjadi salah satu keuntungan sebagai pemain basket.
Apa saja persiapan para pebasket itu? Bagaimana mereka bisa “bekerja” menjadi pemain basket? Simak laporan lengkapnya dalam liputan khusus Bianglala Olahraga, di harian Kompas, Kamis (3/3/2016).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.