Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Pertahankan Sistem Pembinaan Atlet Mahasiswa

Kompas.com - 25/11/2015, 00:55 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

JAKARTA, Kompas.com - PP Bapomi DKI Jakarta akan mempertahankan sistem pembinaan atlet mahasiswa dengan selalu berkoordinasi dengan institusi pendidikan dan keolah ragaan yang ada.

Hal ini diungkap oleh Sekretaris Umum Bapomi DKI, Erizal Azhar saat mengevaluasi hasil ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) XIV/2015 yang digelar 14-21 November di Banda Aceh di gedung KONI, Selasa (24/11/2015)..

Kontingen DKI keluar sebagai juara umum dengan mutlak. Tak tergoyahkan alam 14 kali Pomnas, DKI memborong 68 medali emas, 37 perak dan 28 perunggu. DKI mempertahankan gelar juara umum saat  XIII 2013 di Yogyakarta. Saat itu DKI berhasil meraih 46 emas, 30 perak dan 20 perunggu.

DKI unggul mutlak atas kontingen Jawa Barat yang menempati peringkat dua. jawa barat -tuan rumah PON 2016- mengumpulkan 32 emas, 33 perak dan 16 perunggu.

Erizal Azhar yang juga memimpin Kontingen Pomnas DKI mengaku para atlet DKI tampil luar biasa. "Kami memang berangkat dengan target mempertahankan gelar juara umum," katanya. "Namun di Banda Aceh kami menemukan banyak kejutan yang dibuat para atlet kita."

Ia menunjuk beberapa cabang yang mampu mengumpulkan medali melampaui target yang diberikan. "Contohnya renang yang diberi target 6 emas namun mampu mengumpulkan 10. Yang lebih fenomenal adalah atletik yang menjadi pengumpul medali emas terbanyak. Dari 3 yang ditargetkan, mereka mampu mengumpulkan 13," ungkap Erizal.

Ia menyebut persiapan yang dilakukannya sebenarnya cukup minim yaitu tiga bulan. "Itu pun kami harus memutar akal karena banyak atlet mahasiswa yang bergabung dengan Pelatda dan terkena kewajiban membela Provinsi dalam ajang Pra Pon," lankutnya.

Sekretaris Umum KONI DKI, Taufik Yudi Mulyanto, menyebut sistem rekrutmen atet mahasiswa di DKI tidak menemui kesulitan karena kesadaran akan  pembinaan atlet sudah disadari lembaga-lembaga pendidikan di DKI. "bayangkan, institusi pendidikan di DKI seperti perguruan tinggi kan ada ratusan bahkan ribuan. Metreka semua juga menempatkan olah raga sebagai bagian penting dalam kegiatan kemahasiswaan," kata Taufik Yudi.

Menurutnya dengan sistem pembinaan berlapis, DKI dapat menemukan  bibit atlet yang cukup berlimpah. "Seperti di cabang Pencak Silat Pomnas kemarin, para atket pelatda harus ikut Pra PON di Gorontalo dan kembali hanya beberapa hari sebelum pelaksanaan Pomnas," katanya. "kami tidak mau mengambil risiko  sehingga menurunkan para atlet pelapis kedua atau rekrutan dari perguruan tinggi. Nyatanya, mereka mampu meebut 10 emas dan melampaui target."

Beberapa cabang yang menurunkan atlet non pelatda dan justru berhasil menimba medali antara lain pencak silat, bulu tangkis, tenis meja, tenis. "Sebenarnya kita menurunkan hanya 30 persen atlet pelatda," kata Erizal.  "Tetapi nyatanya mereka mampu tampil maksimal."

Dari data perbandingan haasil, terlihat cabang seperti bulu tangkis samasekali tak menurunkan atet pelatda.  Sementara para atlet non pelatda memberi kontribusi signifikan pada perolehan medali di cabang pencak dsilat dan atletik. "

Menurut taufik Yudi, para atlet mahasiswa ini memang tertempa dengan banyaknya kompetisi. "Pertandingan baik itu kejuaraan atau kompetisi antarmahasiswa atau perguruan tinggi kan cukup banyak. Jadi kita sebenarnya tak pernah kering dengan bibit pemain."

Ketua umum KONI DKI, Raja Sapta Ervian menyebut pembinaan atlet mahasiswa seperti juga pelajar akan  juga diarahkan untuk menunjang pada target utama yaitu pertandingan Pekan Olah Raga Nasional (PON). "Kita usahakan agar tidak saling silang dan tumpang tindih. Jadi para atlet tersebut dapat memperkuat provinsi mereka dalam banyak ajang dan tidak berbenturan. Juga mereka bisa secara jelas mendapatkan hak mereka seperti  beasiswa, uang saku atau pun bonus," kata Raja Sapta Ervian.

"Dengan sistem pembinaan seperti ini, kami harap kita dapat terus mendominasi kejuaraan setingkat Pomnas di masa mendatang, sehingga para atlet mahasiswa DKI berkesemopatan membela negara di ajang POM Asean," lanjutya.

Klasemen sementara akhir Pomnas XIV 2015
1.  DKI JAKARTA 68 37 28
2. JAWA BARAT 32 33 16
3. JAWA TENGAH 16 16 22
4. DIY YOGYAKARTA 13 5 12
5. JAWA TIMUR 12 22 30
6. SULAWESI SELATAN 6 8 7
7. NTB 6 3 2
8. ACEH 3 11 13
9. SUMATERA UTARA 3 316
10. SUMATERA BARAT 2 5 12
11. SUMATERA SELATAN 2 2 6
12. JAMBI 2 1 4
13. NTT  2 0 2
14. KALIMANTAN TIMUR 1 4 6
15. BENGKULU 1 1 3
16. SULAWESI UTARA 1 0 3
17. RIAU 1 0 2
18. KEPULAUAN RIAU 1 0 1
19. BALI 0 5 11
20. KALTENG 0 4 5
21. BANTEN 0 3 12
22. PAPUA 0 3 6
23. KALIMANTAN BARAT 0 2 4
24. SULAWESI TENGAH 0 1 3
25. LAMPUNG 0 1 2
26. GORONTALO 0 1 1
27. MALUKU 0 1 0
28. SULTENG 0 0 5
29. KALSEL 0 0 2
30. KALIMANTAN UTARA 0 0 1
31. MALUKU UTARA 0 0 1
32. PAPUA BARAT 0 0 0

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik 'Gila' Uzbekistan

Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik "Gila" Uzbekistan

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Liga Indonesia
Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Timnas Indonesia
Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Timnas Indonesia
3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Timnas Indonesia
Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Timnas Indonesia
Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Badminton
Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Liga Indonesia
Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Badminton
4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

Liga Indonesia
Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Timnas Indonesia
Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Liga Lain
Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com