Legenda Sepak Bola Nasional Berpulang

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu putra terbaik Indonesia di lapangan hijau, baik sebagai pemain maupun pelatih nasional, Sinyo Aliandoe, tutup usia di Jakarta, Rabu (18/11/2015) pagi.

Sebastianus Sinyo Aliandoe tutup usia pada umur 75 tahun di RS Mayapada. Beberapa tahun terakhir, Sinyo Aliandoe mengalami kemerosotan kesehatan sehingga menderita demensia alias kehilangan memori yang parah.

Akhir hidup Sinyo Aliandoe ditandai dengan kisah sedih sebagai orangtua berjasa yang terlupakan. Ia pernah menjadi bagian dalam pemberitaan karena  hilang dari rumahnya selama beberapa lama, dan akhirnya harus djemput keluarganya di kantor polisi di Cinere.

Kemerosotan kesehatan ditandai dengan saat ketika ia kehilangan istrinya, Theresia, pada 2013. Sebelum itu, ia juga kehilangan putra sulungnya, Johannes alias Yance Aliandoe.

Padahal, semasa hidupnya, Sinyo atau Sebastian Sinyo Aliandoe telah membuat catatan cemerlang. Sinyo yang lahir di Larantuka, Flores Timur, 1 Juli 1940, pernah memperkuat tim Macan Kemayoran, Persija Jakarta; dan PSSI. Mundur sebagai pemain pada 1970, Sinyo lalu lebih dikenal sebagai pelatih bertangan dingin.

Berbeda dengan pelatih-pelatih sebelumnya, saat menangani PSSI pada 1985, Sinyo menekankan pada perhitungan yang ketat. Ia mampu meramu para pemain yang ada saat itu, seperti Hermansyah, Didik Dharmadi, Rully Nere, hingga Dede Sulaiman, yang sebenarnya secara perorangan berada di bawah generasi sebelumnya, seperti Ronny Pattinasarani cs, menjadi kekuatan yang disegani di Asia Tenggara.

Pada Pra Piala Dunia 1986, timnas Indonesia ini mampu menyingkirkan tim favorit Thailand.

Sinyo memang lebih banyak dikenal sebagai peltaih yang baik. Sebelumnya, ia pernah membawa mantan timnya, Persija Jakarta, menjadi juara nasional.

Requiescat in pace. Selamat beristirahat, Om Sinyo. Terima kasih atas semua kerja kerasnya buat sepak bola Indonesia.