Diego Maradona, yang pernah membawa Argentina menjadi juara dunia, mendampingi ayahnya di Rumah Sakit Buenos Aires sejak terbang pulang dari rumahnya di Dubai pada 2 Juni.
Don Diego, yang merupakan sosok populer di Argentina, dirawat di klinik pribadi di ibu kota negara itu untuk ketiga kalinya pada tahun lalu.
Semasa hidupnya, Don Diego selalu mendampingi dan memahami kebengalan anak sulungnya, baik kesuksesan, kegagalan di lapangan, maupun saat Maradona menghadapi masalah dalam perkawinan dan hukum.
Maradona langsung terbang dari Dubai begitu mendengar kesehatan ayahnya memburuk. Ia tidak ingin menyesal seperti ketika ia tidak mendampingi ibunya, Dona Tota, saat meninggal dunia pada 2011.
Di Buenos Aires, Maradona mengaku tidak tahan melihat penderitaan ayahnya, tetapi ia bersyukur masih sempat mendampingi sang ayah pada saat-saat terakhirnya.
Don Diego merupakan buruh pabrik yang merantau ke Buenos Aires dari Corrientes pada 1950-an. Ia membesarkan delapan putra-putrinya dengan sederhana di wilayah Villa Florito.
Di wilayah ini pula, putra sulungnya, Diego Armando, mulai memperlihatkan bakatnya yang luar biasa sebagai pemain sepak bola. Pada awalnya, Don Diego tidak mengizinkan putranya yang lahir pada 1960 tersebut bergabung dengan klub sepak bola karena dianggapnya tak memiliki masa depan.
Namun, bujukan dari pemandu bakat Argentinos Juniors, Francis Cornejo, mampu melunakkan hatinya. Ia dan Dona Tota kemudian mengizinkan Maradona untuk bergabung dengan "cebollitas", klub pemula Argentinos Juniors. Saat itulah, karier cemerlang sang legenda telah dimulai.
Semasa anaknya memimpin timnas Argentina, Don Diego selalu ikut dalam tur. Ia menempatkan diri sebagai bagian dari pengatur makanan untuk tim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.