CIPAYUNG, KOMPAS.com – Seorang atlet tak bakal terpengaruh faktor nonteknis saat sudah bertanding di lapangan. Mereka akan selalu penuh semangat dan siap berjuang untuk menjadi yang terbaik.
Semangat seperti itu juga tampak di Pelatnas Cipayung, antara
18 - 23 Mei 2015, saat sejumlah atlet bulu tangkis bertanding di Djarum Sirkuit Nasional seri Jawa Barat. Meski penyelenggaraan dipindah dari GOR Pajajaran Bogor ke Pelatnas Cipayung, para atlet tetap menunjukkan performa terbaik ketika sudah memukul raket.
Mereka malah terlihat semakin bersemangat untuk menunjukkan yang terbaik. Bukan sebuah rahasia apabila di hati mereka tertanam tekad untuk menjadi atlet bulu tangkis yang mengharumkan Indonesia, dan Pelatnas Cipayung merupakan kawah candradimukanya.
Ketiadaan tribun penonton di Pelatnas Cipayung tak menjadi masalah bagi keluarga dan kerabat atlet untuk memberikan dukungan. Justru sebaliknya, lantaran berada tepat di samping lapangan - bahkan kadang sampai harus lesehan, dukungan itu terdengar nyata di telinga para atlet. Gairah mereka pun tersulut.
Perang Saudara
Final di Cipayung menyajikan enam partai final dari sesama klub. PB Djarum Kudus mendominasi final nomor ganda remaja campuran, ganda taruna campuran, ganda remaja putra, dan ganda taruna putra. Sedangkan final nomor tunggal remaja putra dan ganda remaja putri dikuasai wakil PB Exist Jakarta.
Salah satu atlet PB Djarum, Andika Ramadiansyah, terlibat dalam dua nomor sekaligus, yakni ganda remaja putra dan ganda taruna putra. Tak mudah bagi Andika menjalani dua pertandingan penting dalam kurun satu hari. Terlebih untuk nomor ganda campuran yang berlangsung memasuki sore hari.
Andika terlihat menahan keram di pahanya. Namun, rasa nyeri itu ternyata tidak menjadi masalah. Dia dan pasangannya, Rinov Rivaldy, tetap bisa keluar sebagai juara, mengalahkan Bagas Maulana dan Calvin Kristanto dengan skor 11-21, 21-14, dan 21-17.
"Kami sudah berlatih bersama. Jadi, kami juga sudah tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing. Stamina agak terkuras, tapi kami paksakan dan akhirnya menang," ucap Andika.
Menariknya, Andika dan Rinov berseberangan saat final ganda taruna campuran. Di nomor ini, Andika berpasangan dengan Mychelle Christine Bandaso, sedangkan Rinov berduet dengan Vania Arianti Sukoco. Andika/Mychelle menang 21-11 dan 22-20 dalam nomor ini.
Rentet Tiga
Seri Jawa Barat juga menjadi penegasan atas dominasi Vioni Florencya di nomor tunggal taruna putri. Ia mengalahkan Ni Made Pranita Sulistya Devi dengan skor 21-17 dan 22-20 di final.
Inilah kali ketiga Vioni menjuarai nomor tunggal taruna putri secara beruntun. Sebelumnya, ia juga mengalahkan Ni Made Pranita di seri Manado dan Aurum Oktavia Winata dari Jayaraya Jakarta di seri Jakarta.
Vioni pun bangga. Terlebih, catatan terbaiknya tahun lalu hanya mencapai babak semifinal. "Senang bisa meraih gelar untuk ketiga kalinya dan bisa mencapai target dari pelatih di Djarum Sirnas Jabar kali ini," ujarnya.
Atlet PB Tangkas Jakarta itu mengaku tak punya resep khusus. Ia hanya berlatih keras sejak Januari sehingga berhasil mendominasi nomor tunggal taruna putri.