Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menaklukkan Diri dan Mengukir Sejarah

Kompas.com - 09/04/2015, 14:52 WIB
oleh: Agus Hermawan

HUJAN tipis diiringi angin kencang menyambut rombongan yang merapat di Pantai Putotano, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Selasa (7/4). Dari pantai indah berpasir putih itu, Gunung Rinjani terlihat menjulang, berkabut.

Di sisi lain, Gunung Tambora ke mana kami menuju terlihat gagah. Tenda sudah disiapkan. Satu di antaranya roboh tertiup angin kencang. Namun, semangat telanjur membara pada pelari yang akan berlomba di Trans Sumbawa 200 yang dimulai Rabu ini. Lomba ultramaraton sejauh 320 kilometer dari Putotano ke Doro Ncanga jadi bagian dari sejarah peringatan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora dan ajang atletik negeri ini.

"Lomba ini ibarat kehidupan itu sendiri. Pelari akan berlari di lintasan yang datar, naik-turun, dan berkelok-kelok. Mereka juga akan diterpa panas dan mungkin juga hujan di jalan," kata Dohar Siburian, anggota panitia yang mendampingi Lexi Rohi, pengarah lomba (race director) Trans Sumbawa.

Dohar bersama Lexi merasakan tantangan yang akan dihadapi delapan pelari yang berjuang menaklukkan diri sendiri dan menyelesaikan lomba lari terjauh di Indonesia ini. Beberapa hari sebelumnya mereka memasang rambu-rambu di lintasan yang akan dilewati pelari dalam acara yang terselenggara atas kerja sama harian Kompas dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) serta event organizer ajang lomba trail Indonesa, F-One.

Selain lintasan yang menantang dengan tanjakan rolling serta lurus datar, cuaca panas akan menjadi tantangan tersendiri. Cuaca di "Bumi Gora" ini bisa lebih dari 40 derajat celsius. "Ibaratnya, matahari ada tiga," canda Dohar.

"Waduh, pas keluar dari Bandara Praya, Lombok, cuaca langsung ngaheab (menyergap panas)," ujar M Wirawan AR, satu dari empat peserta yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Empat dari delapan peserta, termasuk seorang peserta perempuan, dalam Trans Sumbawa 200 berasal dari komunitas lari Bandung Explorer yang menamakan diri The A Team.

Untuk pelari dari Bandung, berlari di NTB memberikan tantangan lebih, mengingat mereka berasal dari wilayah sejuk dengan ketinggian rata-rata 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Menurut Komandan The A Team, Dian R Sukmara, timnya dipersiapkan betul untuk berlomba dengan tantangan berat ini. Waktu yang sempit untuk berlatih membuat mereka harus berlatih lebih keras.

Beruntung, empat pelari dari Bandung itu merupakan langganan podium di sejumlah event ultra, termasuk event Bromo Tengger Semeru (BTS) 100K yang dipegang Wirawan. Begitu pula Arief Wismoyo, juara I di BTS; Alan Maulana, seorang peserta lari 178 km untuk memperingati Proklamasi Kemerdekaan tahun 2014; Abdul Azis Dermawan, di Gede Pangrango Ultra 100K serta Halimun Salak Trail, beberapa waktu lalu.

Pelari dari Bandung ini tiba di Lombok sejak Jumat lalu, dan mencoba melakukan aklimatisasi serta latihan lari di pantai, antara lain Pantai Kuta Lombok. "Teman-teman pelari sudah siap, baik mental maupun fisik," kata Dian. Tekad bulat dari mereka antara lain ditandai dengan upaya mencari dana yang dilakukan komunitasnya dengan berbagai cara. Sejumlah donatur berkenan mendukung mereka, termasuk dari produsen alat olahraga luar ruang, Eiger, CKS, dan TelkomInfra.

"Awalnya kami hanya membeli tiket dulu. Setelah itu baru nyari sana-sini untuk biaya ke Lombok," tambahnya.

Berbeda dengan lomba lari biasa, ultramaraton menuntut ketahanan mental dan fisik dari pelari. Dalam pemaparan teknis (technical meeting) kepada peserta, Lexi Rohi menjelaskan berbagai peraturan ketat yang harus diikuti peserta dan tim pendukungnya. Selama lomba, peserta sama sekali harus jauh dari tim pendukungnya. Pelari berlari di sebelah kanan, sementara mobil pendukung di sebelah kiri dan dilarang berada di belakang pelari. Ketika pelari membutuhkan suplai makanan atau istirahat, mereka harus menentukan check point. Untuk keperluan tidur selama berlari, pelari disiapkan perlengkapan tidur secukupnya oleh tim pendukung, tetapi tetap harus saling menjauh.

Faktanya, belum tentu saat waktu tidur itu pelari terlelap karena mereka dikejar waktu untuk menyelesaikan jarak sejauh 320 km dalam waktu tidak boleh lebih dari 67 jam (cut of time/COT). Mereka akan mencoba berlari siang malam dan tiba di garis finis Doro Ncanga secepatnya.

Pelari juga akan dihadapkan pada dilema. Cuaca panas akan menyerap tenaga mereka dan harus berjaga diri untuk terhindar dehidrasi. Jika hujan turun, walaupun tubuh akan terasa segar, energi yang terkuras juga lebih banyak dengan risiko kaki lecet (blister) karena gesekan sepatu yang basah ke kaki.

Sejarah

Selasa malam, peserta menginap di Pantai Putotano. Tidak ada keriuhan, seperti layaknya suasana lomba. Tenda peleton, dengan tandu lipat (velbed) untuk tempat tidur, diterangi remang cahaya listrik seadanya dari generator. Api unggun meliuk-liuk ditiup angin yang tak kunjung reda.

Selasa sore, tujuh peserta menimbang badan. "Beratku 56 kilogram. Idealnya, beratku 53 kg," ujar Lili, satu-satunya peserta perempuan Trans Sumbawa 200, yang berasal dari Bali. Peserta lain, sepanjang sore itu, mencoba mempersiapkan diri dengan berbagai cara atau sekedar bercanda dengan tim pendukung.

Hendra Wijaya, hyperman Indonesia, yang menjadi peserta Trans Sumbawa, mengingatkan peserta untuk tetap memperhatikan kondisi tubuh. Jangan memaksakan diri. Walaupun hanya berdelapan orang, termasuk dirinya, mereka adalah orang yang beruntung. Mereka adalah perintis yang akan menjadi bagian sejarah olahraga ultramaraton di Indonesia.

"Kita berharap, ke depan, akan semakin banyak pelari ultramaraton dari Indonesia," katanya. Potensi Indonesia, dengan alam yang luar biasa dan sumber daya manusianya, sudah saatnya diperhitungkan dalam kancah ultramaraton internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Como 1907, Sentuhan Indonesia dalam Wajah Internasional Serie A

Como 1907, Sentuhan Indonesia dalam Wajah Internasional Serie A

Liga Italia
Link Live Streaming Drawing Piala AFF 2024, Mulai 14.00 WIB

Link Live Streaming Drawing Piala AFF 2024, Mulai 14.00 WIB

Timnas Indonesia
Arne Slot Belajar dari Guardiola, Bisa Hibur Liverpool seperti Klopp

Arne Slot Belajar dari Guardiola, Bisa Hibur Liverpool seperti Klopp

Liga Inggris
Juventus Tahan Bologna, Makna Pelukan Montero dan Thiago Motta

Juventus Tahan Bologna, Makna Pelukan Montero dan Thiago Motta

Liga Italia
Marc Klok Kecewa Tak Masuk Timnas Indonesia, Hormati Shin Tae-yong

Marc Klok Kecewa Tak Masuk Timnas Indonesia, Hormati Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Borneo FC Gagal Kawinkan Gelar, Pesut Etam Butuh Kedalaman

Borneo FC Gagal Kawinkan Gelar, Pesut Etam Butuh Kedalaman

Liga Indonesia
AC Milan Cari Pengganti Pioli, De Zerbi Menarik Hati Usai 'Nopetegui'

AC Milan Cari Pengganti Pioli, De Zerbi Menarik Hati Usai "Nopetegui"

Liga Italia
Alasan Liverpool Perkenalkan Arne Slot sebagai Pelatih, Bukan Manajer

Alasan Liverpool Perkenalkan Arne Slot sebagai Pelatih, Bukan Manajer

Liga Inggris
Daftar Skuad Argentina untuk Copa America 2024: Messi Ada, Tanpa Dybala

Daftar Skuad Argentina untuk Copa America 2024: Messi Ada, Tanpa Dybala

Internasional
Jadwal Malaysia Masters 2024, 3 Wakil Indonesia Beraksi pada Hari Pertama

Jadwal Malaysia Masters 2024, 3 Wakil Indonesia Beraksi pada Hari Pertama

Badminton
Jay Idzes 'Solid dan Konkret', Venezia Libas Palermo, Jaga Asa ke Serie A

Jay Idzes "Solid dan Konkret", Venezia Libas Palermo, Jaga Asa ke Serie A

Liga Italia
Hasil Bologna Vs Juventus 3-3: Drama 6 Gol, Nyonya Bangkit dalam 8 Menit

Hasil Bologna Vs Juventus 3-3: Drama 6 Gol, Nyonya Bangkit dalam 8 Menit

Liga Italia
Liverpool Resmi Umumkan Arne Slot Pelatih Baru Gantikan Klopp

Liverpool Resmi Umumkan Arne Slot Pelatih Baru Gantikan Klopp

Liga Inggris
David da Silva Hampir Pasti Top Skor Liga 1, Fokusnya di Persib Kini...

David da Silva Hampir Pasti Top Skor Liga 1, Fokusnya di Persib Kini...

Liga Indonesia
Madura United Tak Gentar Hadapi Persib di Final Championship Series

Madura United Tak Gentar Hadapi Persib di Final Championship Series

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com