Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kenekatan dan Ketekunan Kasiadi

Kompas.com - 31/03/2015, 09:57 WIB

JAKARTA, Kompas.com - Nama Kasiadi akan selalu selalu melekat dalam gelaran Indonesia Open, berkat  kesuksesannya meraih gelar juara turnamen tersebut  pada tahun 1989.

Hingga kini,  belum satu pun pegolf  lokal  yang berhasil  menyamai pencapaiannya. Ini membuat dia tetap menyandang sebagai satu-satunya pemain lokal yang menjadi juara di turnamen bertaraf internasional itu.   

Kasiadi memang legenda. Ia telah   menunjukkan  eksistensi  di  lapangan  golf selama 38 tahun.   Memulai  karirnya sebagai kedi di lapangan golf Ahmad Yani, Surabaya, Jawa Timur pada tahun 1977, pada 1984 dia  beralih  menjadi  pemain profesional.

Menjadi kedi bukan sesuatu yang memalukan bagi pria yang kini telah berusia 52 tahun ini. Justrru dalam keterbatasannya ia  melihat impiannya di depan mata dan kesempatan luas untuk meraihnya  sebagai tujuan hidupnya.

Dulu, Kasiadi kecil  tidak tahu apa-apa soal  golf.  Namun pengalaman  melihat  dan  menemani  para  tamu  bermain  golf membuatnya penasaran mempelajari olahraga ini. Golf membuatnya penasaran. ia mempelajari secara otodidak dengan segala fasilitas yang juga menjadi tanggungjawabnya.

Tidak merasa cukup belajar, Kasiadi pun nekat mendaftarkan diri ikut sebuah turnamen lokal. Tidak tanggung-tanggung, ia tidak menapak dari predikat amatir, namun langsung mendaftar pada kategori ptrofesional.  “Saya ikut turnamen dan  mendaftar  sebagai  pro  karena  saya tidak sanggup  membayar  pendaftarannya  jika mendaftar sebagai  amatir.  Waktu itu,  uang sebanyak itu sangat mahal bagi kami sebagai kedi,” kenang Kasiadi.

Nyatanya, kenekatannya itu berbuah manis.  Ia terus memenangkan turnamen demi turnamen profesional. Puncaknya, adalah saat ia memenangi Indonesia Open pada tahun 1989. Kasiadi berhasil membuktikan diri sebagai pahlawan di hadapan publik sendiri dengan mengempaskan para pemain dunia  yang turut berpartisipasi dalam turnamen tersebut.

Kasiadi mengenang kemenangannya pada 1989 tersebut seperti mukjizat yang muncul karena pertolongan Tuhan ditambah kerja keras darinya.  Sebelum mengikuti turnamen, Kasiadi mengaku hanya mengusung target masuk 10 besar. Nyatanya, ia  keluar  sebagai  pemenang usai  membukukan total 269 pukulan selama empat hari, 68-68-67-66.

Ia fokus pada permainannya saat itu tanpa  memikirkan  permainan  lawan.  Hingga  hole  16,  dia  merasakan  “keanehan”  ketika semakin banyak penonton yang mengiringinya melakoni tiga hole tersisa. Bahkan dia sempat mendengar  para  penonton  kasak  kusuk  dia  dipastikan  menjadi  juara  yang  membuat konsentrasinya  buyar.  Dia  pun  mulai  gemetaran  melakukan  swing  di  hole  terakhir  yang akhirnya menorehkan catatan  scorecard-nya dengan bogey.  Meski demikian, Kasiadi tetap dinobatkan sebagai juara dengan keunggulan tiga stroke dari para pesaingnya.

Kasiadi yang kini memberikan pelatihan dan pengajaran di lapangan golf Bukit Darmo danGraha Family Surabaya, Jawa Timur, mengaku golf telah membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik.  ia menjadi pribadi yang tenang saat menghadapi masalah seberat apa pun baik di lapangan, mau pun dalam kehdiupan berkeluarga bersama isetrinya, Siti Kholifah. "Isteri saya selalu mengingatkan diri saya agar tetap menjadi pribadi yang tak gampang emosi atau marah saat bertanding,"katanya.

Sikap inilah yang membuat kasiadi mampu menghadapai cobaan berat saat mengalami kecelakaan mobil  usai mengikuti turnamen di lapangan golf Gombel, Semarang.  ia mengalami cedera patah tangan kiri yang di kemudian hari membuatnya kehilangan kemampuan terbaiknya dalam bermain golf. "Kalau saya dulu dengan mudah pukulan saya mencapai jarak 250 meter, sekarang untuk mencapai 200 meter saja sudah bagus,"kata  Kasiadi.

Ia akhirnya harus menerima kenyataan bahwa mungkin ini tanda-tanda dari alam agar ia lebih berkonsentrasi pada pengembangan golf kepada generasi yang lebih muda.  Ia meninggalkan kejuaraan dan berkosentrasi pada perannya sebagai pelatih golf. Baik untuk para peminat, mau pun kepada para calon yang berminat menjadi pemain amatir atau profesional, termasuk puteranya,  Benita Yuniarto Kasiadi.

Benita mewarisi bakat sang ayah. Dia menjajal persaingan di kancah profesional sejak 2010.Gelar pertamanya di Ancora Pro Series ketiga pada tahun yang sama, mengantarkan dia menjadi Rookie of The Year saat itu. Tahun 2015 ini, pegolf yang kerap dipanggil Benny ini sukses mengawali dengan kemenangan, keluar sebagai juara Indonesian Golf Tour seri I yangberlangsung di Padang Golf Nasional Matoa.

Dengan pengalaman 38 tahun di dunia golf, Kasiadi sudah mencapai tingkatan master, bukan hanya dari teknik, tetapi terutama dalam memahami filosofi golf. Kepada penerusnya, Kasiadi selalu mengingatkan akan pentingnya manajemen di lapangan, visi akan kemana bola harus ditempatkan. “Semua itu harus sudah bisa dibayangkan,” kata Kasiadi.  “Percuma bisa mukul  jauh tapi  tidak tahu kemana bola dituju.

 Hal lainnya yang penting  bagi  seorang  profesional  menurut  Kasiadi  adalah  kecakapan  berbahasa  dan keterbukaan.  “Kecakapan berbahasa, terutama bahasa Inggris sebagai bahasa internasionalakan  memudahkan  komunikasi  dengan pemain  lainnya  jika  bertanding  melawan pemain asing.   Demikian  pula  halnya  dengan  keterbukaan,  seorang  pemain  sebisa  mungkin membuka  diri  juga tidak segan untuk bertanya tentang permainan ini.

Sikap dan pengetahuan inilah yang memebuat George  Gandranata,  salah  seorang  pemain  professional  papan  atas  Indonesia, memuji Kasiadi.  Menurut George, Kasiadi adalah local role bagi para pemain muda. “Dia itu first and only Indonesia yang bisa menang di Indonesia Open. Karena itu beliau merupakan pemain Indonesia terbaik selama  ini.  Beliau  juga  memiliki  shortgame  yang  bagus,"kata George.

Peran Kasiadi sebagai perintis dan orang Indonesia oertama yang menjuarai Indonesia Open tuntas sudah. Kini Menghadapi CIMB Niaga Indonesian Masters Presented  by  Enjoy  Jakarta Golf pada 23-26 April mendatang,   para  pemain  lokal  harus  bisa  meniru  semangat  yang  ditunjukkan  Kasiadi. 

Pantang menyerah  dan  terus  belajar, sehingga  pemain di perhelatan berhadiah sebesar 750.000 dollar AS dan di  sanctioned oleh Asian Tour bisa bermain under. Tidak sekadar under, tapi setidaknya bisa mencapai dua digit.

Dengan perolehan ini, bukan tidak mungkin para pemain lokal yang bertanding di Royale Jakarta Golf Club pada 23-26 April 2015 akan  mampu  bersaing  dengan  para  pemain  asing  dan  menorehkan  tinta  emas  di  dunia  golf Indonesia seperti yang pernah dilakukan Kasiadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Janji Arthur Irawan kepada Persik Setelah Putuskan Gantung Sepatu

Janji Arthur Irawan kepada Persik Setelah Putuskan Gantung Sepatu

Liga Indonesia
Hasil PSM Vs Arema 2-3: Dapat 2 Penalti, Singo Edan Menang

Hasil PSM Vs Arema 2-3: Dapat 2 Penalti, Singo Edan Menang

Liga Indonesia
Jelang Thomas & Uber Cup 2024 Gelar Latihan Perdana, Pengembalian Kondisi dan Adaptasi Jadi Fokus Utama

Jelang Thomas & Uber Cup 2024 Gelar Latihan Perdana, Pengembalian Kondisi dan Adaptasi Jadi Fokus Utama

Badminton
Hasil Persib vs Borneo FC 2-1: Sengatan Ciro dan David Da Silva Menangkan Maung

Hasil Persib vs Borneo FC 2-1: Sengatan Ciro dan David Da Silva Menangkan Maung

Liga Indonesia
Sinergi Indonesia dan UEA Mengembangkan Pencak Silat agar Mendunia

Sinergi Indonesia dan UEA Mengembangkan Pencak Silat agar Mendunia

Olahraga
Indonesia akan Tampil di Kejuaraan Atletik Asia U20 di Dubai

Indonesia akan Tampil di Kejuaraan Atletik Asia U20 di Dubai

Sports
Atlet Selancar Rio Waida Bidik Medali Olimpiade Paris 2024

Atlet Selancar Rio Waida Bidik Medali Olimpiade Paris 2024

Sports
Tim Thomas dan Uber Latihan Perdana, Shuttlecock Jadi Kendala

Tim Thomas dan Uber Latihan Perdana, Shuttlecock Jadi Kendala

Badminton
Prediksi Persib Vs Borneo FC, Jadi Duel Tim Pelapis?

Prediksi Persib Vs Borneo FC, Jadi Duel Tim Pelapis?

Liga Indonesia
Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Timnas Indonesia
Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Timnas Indonesia
Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Timnas Indonesia
Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Timnas Indonesia
Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com