Adalah tes lari yang digelar Eka, pedayung asal Riau, di Kuantan Singingi—biasa disebut Kuansing—Riau, pada 2009, yang menjadi awal pertemuan Maizir dan Eka. Setiap tahun, pelatih dan pengurus dayung Provinsi Riau selalu mencari bakat-bakat baru dengan cara menggelar tes lari. Peserta tercepat akan ditawari menjadi anggota tim Riau.
”Seingat saya, dalam tes yang digelar Eka, ada 50 peserta yang ikut. Selain saya, ada satu peserta lagi yang terpilih,” ujar Maizir seusai latihan di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, awal Maret.
Sejak lolos tes, Maizir yang saat itu baru menyelesaikan pendidikan di SMK Kuansing langsung bergabung dengan tim dayung Riau yang dikomandani pelatih Muhammad Amin.
Semangat Maizir menekuni kano kian terpompa saat Eka yang mengetesnya lari pada 2009 sukses di negeri Tiongkok. Eka terkenal dan menjadi kebanggaan Riau dan Indonesia seusai merebut tiga emas cabang perahu naga bersama rekan-rekan setim dalam Asian Games Guangzhou 2010. ”Saya mau menjadi terkenal dan berprestasi seperti Eka,” ucap Maizir.
Motivasi itu membuat Maizir tekun berlatih meski sebenarnya belum menguasai teknik mendayung. Awalnya, Maizir bahkan takut mendayung. Bersama pelatih di Riau, Maizir belajar banyak hal, mulai dari keseimbangan, teknik, hingga fisik. Dia menekuni nomor baik kano maupun kayak.
Kerja kerasnya tak sia-sia. Dalam debutnya di Kejuaraan Daerah Riau 2010, Maizir merebut emas nomor kayak empat pedayung (K4) 1.000 meter.
Ia lalu memperkuat Riau dalam kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012. Keberhasilannya dalam kualifikasi yang digelar Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) pada akhir 2010 itu membuatnya dilirik pelatih tim nasional. Maizir merebut emas kayak empat pedayung (K4) 1.000 meter, emas K4 200 meter, dan perahu naga.
Langkahnya kian jauh setelah kualifikasi PON 2012. Pintu pelatnas SEA Games Jakarta/Palembang 2011 pun terbuka lebar bagi Maizir.
”Saya hanya berusaha yang terbaik dalam kualifikasi. Bisa merebut tiga emas lalu berhasil masuk ke pelatnas tidak saya duga,” ungkap Maizir mengenang keberhasilannya.
Ditempa di pelatnas oleh pelatih nasional membuat Maizir sadar bahwa dirinya sebenarnya tidak begitu bagus di nomor kano. Para pelatih menilai ia justru lebih pas di nomor kayak.
”Sejak berada di pelatnas, saya makin tahu kekuatan dan kekurangan saya. Berkat menekuni kayak pula, saya mendapat banyak kejutan. Untuk pertama kalinya, saya ke luar negeri mengikuti babak kualifikasi Olimpiade London 2012. Wah, itu pengalaman luar biasa buat saya,” ujar Maizir sambil tersipu.
Maizir tak membuang kesempatan. Ia menunjukkan siapa dirinya dalam kualifikasi di Moskwa, Rusia. Dalam persaingan yang ketat, Maizir dan tiga rekannya finis di urutan keempat nomor K4.
Capaian di Moskwa itu yang memecutnya tampil baik di SEA Games Naypyidaw 2013. Dua emas dari perahu naga dan satu perak dari K4 direbutnya.
”Sayang, di Asian Games Incheon tahun lalu, saya dan rekan-rekan setim kurang mampu mengatasi cuaca. Kami finis di urutan kelima. Saya sangat kecewa dengan hasil itu,” ujar Maizir.
Namun, Maizir bertekad memperbaiki prestasinya di Singapura dan di kejuaraan lain hingga pensiun kelak. (HLN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.