Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senam, Tradisi Emas dan Beban Sejarah

Kompas.com - 24/03/2015, 15:18 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Senam hampir selalu mendulang medali emas di SEA Games. Bahkan, sejarah mencatat, di era 1990-an, senam Indonesia sempat merajai Asia Tenggara dan banyak menyumbang emas. Beban tradisi inilah yang akan dibawa cabang olahraga senam di SEA Games Singapura 2015. Sebuah beban di tengah berbagai keterbatasan sarana dan anggaran.

Teriakan Jonathan M Sianturi memecah keheningan Gedung Senam Raden Inten, Jakarta Timur, Jumat (20/3) siang. Legenda senam artistik Tanah Air yang sebagian rambutnya telah beruban itu sibuk memberikan instruksi kepada dua atlet, Ronny Sabputra dan Trisna Ramdani.

Gedung yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu adalah saksi bisu kejayaan tim senam Indonesia. Di tempat yang sama, 18 tahun silam, Jonathan dan rekan-rekannya, salah satunya pesenam putri Sherly Novitasari, mengantar senam Indonesia meraih gelar juara umum di SEA Games Jakarta 1997.

Memori indah itu telah berlalu. Jonathan yang kini menjadi pelatih senam artistik putra sadar, masa itu sangat sulit diulang jika tak bisa dikatakan mustahil.

Dengan getirnya, ia mengatakan, target realistisnya di Singapura hanyalah mempertahankan perak yang direbut Ronny Saputra di SEA Games 2011. Itulah terakhir kalinya tim senam Indonesia tampil di pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara itu.

Kenapa tidak emas? "Negara pesaing lain terus berkembang pesat. Kita di sini stuck (jalan di tempat). Lihat saja, alat-alat kita yang ada di pelatnas Senayan tidak pernah lagi di-upgrade sejak 1997, di era Bob Hasan (mantan Ketua Umum PB Persatuan Senam Indonesia)," tuturnya dengan mata nanar.

Maka, Jonathan serta timnya enggan berlatih di Senayan dan memilih menempa diri di Gedung Raden Inten yang sejatinya merupakan fasilitas untuk Pelatda Senam DKI Jakarta.

Persatuan Senam Indonesia memberlakukan desentralisasi pelatnas senam. Atlet-atlet senam nasional tidak dikumpulkan di satu tempat. Sebagian atlet (dari pelatda Jakarta) berlatih di Gedung Raden Inten, Jakarta Timur, sebagian lagi berkumpul di Surabaya (atlet-atlet artistik putra binaan Indra Sabarani).

Gedung senam di Senayan telah ditinggalkan sebagian besar atlet nasional karena kondisi peralatannya yang "lapuk" dan tak lagi laik. "Per matrasnya sudah mati (kaku). Sebagian alat sudah berkarat, dapat membuat tangan terluka. KONI dan Satlak Prima telah berkali-kali ke sini, nyatanya kondisinya tetap sama. Sejak 1997 nyaris tak lagi pernah ada alat baru," ujar Eva Novalina T Butar-Butar, pelatih tim artistik putri.

Karena tak punya pilihan, tim senam artistik putri terkadang masih berlatih di Senayan. Mereka masih menggunakan meja lompat dan palang tunggal di Gedung Senam Senayan. "Jadinya kami harus bolak-balik ke Senayan dan ke Buaran (Gedung Raden Inten)," ujar Eva yang pernah memborong tiga emas dan satu perak dalam SEA Games Kuala Lumpur 1989.

Selain persoalan sarana, ungkap Eva, menurunnya prestasi senam Indonesia juga akibat minimnya dukungan dana untuk uji coba internasional. "Padahal, di zaman saya, sering sekali ada try out dan training camp hingga bisa tiga bulan lamanya, misal di Romania. Ini bagus untuk mental tanding," ujar Eva.

Hal senada juga diungkapkan pelatih ritmik putri Negaka Jauhari. "Para juara SEA Games (asal Malaysia dan Thailand) berlatih di luar, yaitu ke Rusia 3 bulan dan ke Bulgaria 2 bulan. Nah, kami, ya, sejauh ini masih di Buaran saja. Melihat ini, saya sering kali drop mental. Tetapi, kami tetap semangat bertempur," ujar Negaka, ditemui seusai berlatih di Buaran, Jakarta Timur.

Diakui Negaka, fasilitas latihan di Indonesia sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga, termasuk Malaysia. "Kemarin, saya sempat bertemu Presiden Federasi Senam Thailand di Singapura. Ia bercerita, federasi mereka dibantu dana dari bank setempat Rp 60 miliar untuk pembinaan senam. Malaysia, Thailand, dan Singapura masing-masing bahkan punya gedung senam ritmik sendiri," ujar Negaka kemudian.

Diakui Sekjen PB Persani Abdul Aziz Hakim, tak mudah bagi senam Indonesia meraih kejayaan kembali di Asia Tenggara. Pihaknya memilih realistis dengan menargetkan satu emas di nomor artistik putra yang diraih atlet Jawa Timur, M Tri Saputra, di SEA Games 2011.

Untuk mendorong mental dan pengalaman atlet, pihaknya sudah mendapatkan "lampu hijau" dari Satlak Prima untuk mengirimkan atlet artistik ke Qatar dan Uzbekistan (untuk ritmik). (JON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lima Kali Antarkan Indonesia Cetak Sejarah, Tuah Stadion Abdullah Bin Khalifa Dinantikan Saat Laga Melawan Korsel

Lima Kali Antarkan Indonesia Cetak Sejarah, Tuah Stadion Abdullah Bin Khalifa Dinantikan Saat Laga Melawan Korsel

Timnas Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga 1: Persib-Arema Menang, Dewa Seri, Borneo Tetap di Puncak

Hasil dan Klasemen Liga 1: Persib-Arema Menang, Dewa Seri, Borneo Tetap di Puncak

Liga Indonesia
Janji Arthur Irawan kepada Persik Setelah Putuskan Gantung Sepatu

Janji Arthur Irawan kepada Persik Setelah Putuskan Gantung Sepatu

Liga Indonesia
Hasil PSM Vs Arema 2-3: Dapat 2 Penalti, Singo Edan Menang

Hasil PSM Vs Arema 2-3: Dapat 2 Penalti, Singo Edan Menang

Liga Indonesia
Jelang Thomas & Uber Cup 2024 Gelar Latihan Perdana, Pengembalian Kondisi dan Adaptasi Jadi Fokus Utama

Jelang Thomas & Uber Cup 2024 Gelar Latihan Perdana, Pengembalian Kondisi dan Adaptasi Jadi Fokus Utama

Badminton
Hasil Persib vs Borneo FC 2-1: Sengatan Ciro dan David Da Silva Menangkan Maung

Hasil Persib vs Borneo FC 2-1: Sengatan Ciro dan David Da Silva Menangkan Maung

Liga Indonesia
Sinergi Indonesia dan UEA Mengembangkan Pencak Silat agar Mendunia

Sinergi Indonesia dan UEA Mengembangkan Pencak Silat agar Mendunia

Olahraga
Indonesia akan Tampil di Kejuaraan Atletik Asia U20 di Dubai

Indonesia akan Tampil di Kejuaraan Atletik Asia U20 di Dubai

Sports
Atlet Selancar Rio Waida Bidik Medali Olimpiade Paris 2024

Atlet Selancar Rio Waida Bidik Medali Olimpiade Paris 2024

Sports
Tim Thomas dan Uber Latihan Perdana, Shuttlecock Jadi Kendala

Tim Thomas dan Uber Latihan Perdana, Shuttlecock Jadi Kendala

Badminton
Prediksi Persib Vs Borneo FC, Jadi Duel Tim Pelapis?

Prediksi Persib Vs Borneo FC, Jadi Duel Tim Pelapis?

Liga Indonesia
Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Timnas Indonesia
Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Timnas Indonesia
Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com