Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadlin "Si Penjaga" 4 x 100 Meter

Kompas.com - 18/03/2015, 15:47 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Mengandalkan Maria Natalia Londa dan kawan-kawan, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia menargetkan, minimal, pencapaian sama dengan SEA Games Myanmar 2013.

Fadlin adalah pelari cepat. Salah satu habitatnya ada di nomor estafet 4 x 100 meter putra dan perannya di nomor itu terus dia lakoni hingga kini. Namun, di Nakhon Ratchasima, Fadlin kalah bersaing dengan John Herman Muray, Suryo Agung Wibowo, Asrul Akbar, serta Taufik Rachmadi.

Saat itu, Fadlin memang masih hijau. Namun, Fadlin punya keistimewaan. Waktu reaksinya terhadap bunyi pistol start luar biasa cepat. Pelari seperti ini sangat dibutuhkan dalam tim estafet. "Kami membutuhkan sprinter yang memiliki waktu reaksi istimewa sebagai pelari pertama. Begitu dengar letusan pistol start, dia langsung lepas dari blok start. Fadlin memiliki hal tersebut," tutur Enny Sumartoyo, pelatih tim estafet Indonesia.

Itu sebabnya, dua tahun kemudian, dalam SEA Games 2009 di Vientiane, Vietnam, Fadlin mendapat kepercayaan sebagai pelari pembuka dalam tim estafet Indonesia.

Sayang, skuad putra Merah Putih gagal bersinar di Vientiane. Indonesia hanya finis di urutan ketiga dan memperoleh medali perunggu. Torehan waktu tim 2009 juga tidak bagus, 40,16 detik. Itu lebih lambat dibandingkan tim estafet SEA Games 2007 yang 39,79 detik.

Syukur, pamor sprinter Indonesia tertolong oleh Suryo Agung Wibowo. Suryo meraih medali emas nomor 100 meter putra dengan menciptakan rekor SEA Games yang baru dengan 10,17 detik.

Karier Fadlin sebagai anggota tim estafet berlanjut. Dalam Asian Games Guangzhou 2010, dia tetap menjadi pelari pembuka. Dua wajah baru melengkapi tim saat itu, Franklin Burumi dan Farrel Oktaviandi.

Fadlin mengakui, kehadiran dua rekannya itu menolong tim estafet mempertajam rekor nasional di Guanzhou, Tiongkok. Rekornas itu diukir di penyisihan dengan 39,78 detik. Indonesia pun lolos ke final.

Medali emas

Pertama kalinya tim estafet 4 x 100 meter Indonesia meraih medali emas SEA Games pada nomor bergengsi tersebut berlangsung di Palembang 2011. "Hanya memang saat itu catatan waktu kami tidak sebaik yang kami capai di Guangzhou," tutur Fadlin.

Dua tahun kemudian, waktu bertarung di Naypyidaw, Myanmar, "Kami hanya mampu mempersembahkan perunggu dengan waktu 40,15 detik," tutur Fadlin yang tahun ini usianya genap 26 tahun.

Fadlin sendiri masih belum tahu apakah SEA Games Singapura, Juni mendatang, menjadi SEA Games terakhir yang akan diikutinya. Yang pasti, saat ini kepercayaan pelatih kepada dirinya sebagai "penjaga" nomor estafet 4 x 100 meter Indonesia masih tebal.

"Posisi saya sekarang digeser sebagai pelari ketiga yang tidak hanya membutuhkan waktu reaksi yang baik. Namun, pelari ketiga harus memiliki daya tahan yang prima karena jarak yang ditempuh pelari nomor tiga itu mencapai 120 meter.

Selain itu, dia harus melintas sempurna di tikungan seperti juga yang harus dijalani pelari nomor satu," katanya.

Hanya memang, sebagai pelari nomor satu, jarak yang harus ditempuh tidak sejauh yang harus diselesaikan pelari ketiga. Jarak yang harus diselesaikan pelari pembuka sekitar 90. "Itu sebabnya, ketahanan sangat penting kepada pelari nomor tiga," kata Fadlin yang juga akan turun pada nomor 100 meter.

Fadlin mengakui, hingga saat ini masih belum terbentuk tim estafet 4 x 100 meter Indonesia untuk ke SEA Games Singapura 2015. "Sebab, selama ini, dalam latihan, formasi dalam tim sering berganti-ganti anggotanya. Tentu ada positifnya juga karena itu artinya kami bisa berpasangan dengan pelari yang mana pun yang ditetapkan oleh pelatih," ungkap Fadlin.

Itu sebabnya, sekalipun kekuatan tim Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Myanmar berimbang saat ini, Fadlin berharap dapat hasil yang baik. "Di Singapura nanti, kami berharap dapat memberikan hasil yang jauh lebih dari sekadar medali perunggu." Semoga. (NIC)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com