Salah satu orangtua atlet, Suhandi, warga Leyangan, Ungaran Timur mengaku kecewa setelah anaknya tidak bisa ikut Popda yang digelar oleh Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Semarang ini.
"Kami kecewa, anak sempat menangis di lokasi. Yang jelas, kasus tersebut menganjal anak kami untuk berprestasi," katanya, Selasa (10/3/2015).
Dia mengaku kecewa lantaran perseteruan antar-elite pengurus berimbas pada prestasi para atlet, termasuk anaknya. Dia mengutarakan, saat seluruh atlet melakukan timbang badan, panitia mendapat telepon dari seseorang yang mempermasalahkan regulasi.
"Sebagai orangtua saya berusaha mengalah, anak kami tidak jadi main. Namun kami tetap meminta instansi terkait mencari solusi agar kejadian serupa tidak kembali terulang," ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun, enam orang atlet yang gagal ikut Popda diantaranya Nicholas Baruna Andreawan, Adella Cantika Putri Suhandi, Raras Sari Astuti, Anninda Izza Syahidah, Aditya Wijayanto, dan Muhammad Wahyu Ridwan A.
Sementara itu, Kabid Pemuda dan Olahraga, Disporapar Kabupaten Semarang Alexander Gunawan mengatakan, pihaknya sebagai penyelenggara telah menyerahkan teknis pelaksanaan ke masing-masing pengurus cabang (Pengcab).
"Antara UTI Pro dengan PBTI di tingkat provinsi memang belum bisa menemui titik temu, dan kabupaten/kota hanya mengikuti ketentuan yang sudah ada," katanya.
Pada saat rapat koordinasi, dirinya sudah mengusulkan untuk seluruh atlet Taekwondo bisa ikut mengingat ini memang event pelajar. Akan tetapi, menurutnya, pihak pengurus provinsi menjawab bahwa pengurus dan pelatih mayoritas dari PBTI sehingga aturan yang digunakan mengacu ke TI.
"Begitu pula ketika kabupaten/kota hendak mengirimkan atlet, harus mendapat rekomendasi dari PBTI. Saya bersama pengurus dari Magelang sudah berusaha memfasilitasi, tetapi berhenti di provinsi," tukas Alex.
Taekwondoin Abdillah Aqshal Hidayat ditolak panitia kejuaraan Popda Kabupaten Semarang. Alasannya, dia berasal dari salah satu Dojang UTI Pro Kabupen Semarang. Hal itu terjadi pada 7 Maret lalu di GOR Pandanaran-Wujil, Ungaran. Abdillah datang dengan membawa surat keterangan dari kepala sekolah dan atas nama SMP 1 Ungaran. Namun, panitia pendaftaran menolaknya dengan alasan dari UTI Pro. Padahal Popda merupakan kejuraan pelajar SD, SMP maupun SMA, bukan antar Dojang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.