Hal ini dikatakan Zaenal Effendy yang semasa hidupnya pernah menjadi redaktur foto tabloid BOLA antara 1985 dan 2000, serta tetap berkarya hingga pensiun pada 2009 lalu. "Jadi, saya selalu mengusahakan untuk kenal dengan obyek foto saya, terutama para pelaku olahraga tersebut," kata Zaenal yang dikenal dengan inisial ZE, bertahun lalu.
Zaenal Effendy meninggal dunia di Jakarta, Kamis (12/2/2015) dini hari. Hingga akhir hayatnya, ia tetap aktif di lingkungan Kompas Gramedia, meski telah secara formal pensiun pada 2009 lalu.
Di kalangan fotografer olahraga, Zaenal pada masanya dikenal sebagai seorang yang dituakan. Meski memiliki pengalaman yang panjang di lapangan, Zaenal tetap aktif, terutama bergaul dengan para pelaku olahraga.
Mantan jurnalis olahraga, Tyas Soemarto, mengaku mengenal Zaenal Effendy sebagai seseorang yang memiliki kemampuan baik dalam melakukan pendekatan terhadap sumber. Bahkan, ia tetap mampu bergaul, meski memiliki kendala bahasa, seperti saat bersama-sama meliput turnamen tenis Grand Slam Australia Terbuka.
"Di Australia, saya lihat Mas Zaenal banyak berbincang dengan orang-orang tenis ataupun fotografer asing. Saya tanya, 'ngomong apa, Mas?' Kata Mas Zaenal, 'Mbuh, aku cuma bilang where are you going setiap kali berpapasan. Lha, nyatanya mereka senyum kok'."
Zaenal Effendy, kelahiran 22 Februari 1949, pernah jatuh sakit setelah pensiun. Ia harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) Jakarta karena mengalami stroke ringan. Zaenal terkena stroke ringan saat berada di rumahnya di Depok, Senin (16/1/2012).
Saat itu, ia tengah menjalani proses pengobatan karena dideteksi menderita tumor ringan di otak dan tenggorokannya. Namun karena Zaenal berkonsentrasi pada penyembuhan penyakit tersebut, gula darah dan tekanan darahnya justru naik.
Stroke ringan ini membuat aktivitasnya berkurang, apalagi saat-saat itu ia harus kehilangan adik kandungnya yang juga berprofesi sebagai seorang fotografer di majalah ANGKASA, Yusuf DN, yang saat itu menjadi korban jatuhnya pesawat Sukhoi di Gunung Salak, Mei 2012.
Walau demikian, setahun belakangan, Zaenal pulih dan kembali aktif bekerja membantu pengarsipan foto di dokumentasi Kompas. "Saya menghentikan pengobatan medis dan menjalani terapi doa," kata Zaenal yang tetap menggunakan kendaraan umum untuk pulang ke rumahnya di Depok.
Selamat jalan, Mas Zaenal....
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.