"Saya tidak menyangka akan seramai ini penontonnya. Saat Kejurnas atau Sirnas penontonnya hanya 400 sampai 500 orang, sekarang luar biasa. Puas banget," kata Bambang Roedyanto, Event Manager yang juga adalah Kasubid Hubungan Internasional PBSI.
Pada Minggu, penonton sudah mengantre tiket mulai pukul 08.00 Wita. Event baru akan dimulai pada pukul 09.00 untuk perebutan tempat ketiga dan final pada pukul 14.00.
Saat final berlangsung, banyak penonton yang tidak kebagian tiket dan harus menonton dari layar televisi yang dipasang di luar GOR berkapasitas 1.500 penonton tersebut.
"Bali siap jadi tuan rumah turnamen besar. Sudah saatnya Bali punya stadion dengan standar internasional," tambah Roedy.
Fasilitas memang masih jadi PR utama dari penyelenggaraan Djarum Superliga Badminton 2015. Panitia harus "menyulap" Lila Bhuana yang normalnya merupakan lapangan basket menjadi tempat yang representatif untuk menggelar Djarum Superliga.
"Bali mampu. Mereka punya bandara bagus, hotel bagus. Kenapa enggak sekalian bikin GOR yang bagus. Mereka pasti mampu membuat GOR dengan kapasitas 10.000 penonton," ucap Wijanarko Adi Mulya, Wakil Direktur Superliga yang juga Ketua Umum PBSI Jawa Timur.
Djarum Superliga akan hadir lagi pada 2017. Tahun depan, turnamen ini ditiadakan karena para pemain akan fokus untuk persiapan olimpiade di Rio de Janeiro.
"Belum tahu nanti akan digelar di mana. Beberapa daerah sudah mengajukan untuk menjadi tuan rumah. Kita lihat nanti," ujar Roedy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.