Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memperdalam Ilmu Musik Lewat Beasiswa Renang

Kompas.com - 23/12/2014, 00:23 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

JAKARTA, Kompas.com - Buat atlet renang Alexis Wijaya Ohmar, musik dan renang adalah dua sisi kehidupan yang dari waktu ke waktu saling menunjang.

Tak ada pesta yang tak berakhir, tak ada lomba yang tak bergaris akhir. Ungkapan ini dipercaya oleh atlet renang nasional Alexis Wijaya Ohmar. Akhir Desember ini atlet SEA Games dan Asian Games ini akan melanjutkan pendidikan tinggi di California Baptist University (CBU), Amerika Serikat.

Karena itulah usai memperkuat tim Indonesia di ajang ASEAN University Games ke 17 di Palembang, Alexis buru-buru pulang ke kota kelahirannya di Yogyakarta. Ia akan merayakan Natal bersama keluarganya, kembali ke Jakarta pada 26 Desember dan bertolak ke Amerika pada 29 Desember.

"Saya mulai kuliah awal Januari untuk program sampai empat tahun," kata Alexis yang meraih medali emas nomor estafet di Jakabaring, Palembang. "Selama studi di Amerika, saya tetap ikut dalam seleksi memperkuat tim DKI Jakarta atau pun nasional di event-event besar seperti SEA Games atau pun Pekan Olahraga Nasional."

Ia mengaku sekarang ia memiliki dua target dalam posisinya sebagai atlet renang yaitu di dalam negeri dan di tempatnya bersekolah. "Tetapi di CBU pun saya juga dituntut untuk dapat bersaing di divisi dua NCAA," katanya. "Saya diberi target harus masuk 6 besar di empat nomor yang saya ikuti."

Namun Alex akan berusaha memanfaatkan latihan yang akan dijalaninya di Amerika untuk menjawab dua target tersebut. "Saya akan mengikuti lomba pada Maret untuk kompetisi tingkat NCAA. Sementara untuk masuk tim SEA Games Singapura, saya berharap dapat ikut seleksi terakhir di kejurnas pada April," ungkapnya.

Sebagai atlet, Alex yang kelahiran Yogyakarta, 28 September 1994 ini berpengalaman ikut dalam event besar termasuk dua kali ikut SEA Games dan terakhir kali memperkuat Indonesia di ajang Asian Games Incheon, September-Oktober lalu. Sementara di ajang nasional ia memperkuat tim DKI di ajang pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Pekanbaru, Riau.

"Sampai saat ini saya masih masuk dalam tim bayangan DKI ke PON 2016 di Jawa Barat. Jadi setidaknya, saya tetap harus mengamankan posisi saya sebagai bagian dari tim Pelatda PON," kata Alex.

Sementara sebagai atlet pelatnas, Alex juga masih berharap masih akan memperkuat Indoensia di ajang-ajang penting, termasuk saat Asian Games 2018 diselenggarakan di tanah air. "Saya tahu, pesaing saya kan muncul banyak sekali. Tetapi saya kan berusaha sekuat mungkin untuk bertahan, karena ini juga tuntutan di tempat saya bersekolah," kata Alex.

Putra kedua pasangan Setyanto Ohmar dan Christien Purnamawati ini memang telah memberi dan menerima banyak dari dunia renang. Setelah diapnggil masuk Pelatnas pada 2010 ia memutuskan pindah dari kota kelahirannya ke Jakarta dan bahkan kemudian mengambil home schooling untuk dapat berkonsentrasi pada prestasi di kolam renang.

Posisinya sebagai atlet nasional ini pula yang membuat ia menjadi perenang yang diminati Lisa Siregar, pencari bakat dari CBU pada 2012 lalu. "Saat itu melalui Koh Albert (Albert Sutanto-pelatih nasional), kak Liza menawarkan saya untuk mengambil beasiswa dan belajar di CBU," kata Alex. "Saya tentu berminat dan langsung mengajukan apply secara on-line"

Untungnya, di samping ilmu renang yang ditekuninya, Alex juga dibekali ilmu lain oleh orang tuanya. Sejak kecil ia dikenalkan seni musik melalui pelajaran menguasai alat musik piano. "Keluarga besar saya di Yogyakarta terbiasa dikenalkan musik sejak usia dini. Terutama dengan mempelajari piano. Jadi sejak usia kurang dari lima tahun, saya sudah diharuskan belajar piano lewat guru saya, MD Hasan."

Tjahjo Sasongko/Kompas.com Tim renang Asian Games 2014: Glenn Victor, Triady Fauzi Sidiq, Dennis Joshua Tiwa, Gde Siman Sudartawa, ALexis Wijaya Ohmar , Ricky Anggawijaya. Bersama pelatih ALbert C. Sutanto dan Hartadi Nurtjojo di kolam renang Cikini, Selasa (16/09/2014).

Pada usia yang sama, Alex "terpaksa" belajar renang. "Ketika kecil saya ini alergi debu. Oleh dokter, saya dianjurkan dilatih renang. Jadi sejak usia 5 hingga SMP, kehidupan saya hanya berkisar pada tiga hal: sekolah di Stella Duce Yogya, pulang untuk les piano selama satu jam dan selesai itu langsung ke kolam ubtuk latihan renang," kenang Alex.


Alex baru mulai "sedikit" meninggalkan musik saat prestasinya makin menaik secara spektakuler pada usia 13. "Saat itu, saya sebenarnya memang memutuskan total di renang, karena prestasi sedang naik sehingga harus menghentikan aktivitas musik. Ditambah lagi saat itu, guru musik saya meninggal dunia."

Meski kemudian prestasinya semakin meningkat, Alex tetap diingatkan orang tuanya untuk selalu mengasah kemampuan dan rasanya terhadap musik. "Jadi biasanya setelah latihan pagi, saya memainkan komposisi kesukaan saya dari Franz Liszt atau pun Frederic Chopin."

Dengan dasar inilah, Alex kemudian memilih untuk mengambil studi tentang Piano Performance di CBU. "Di jurusan ini saya akan memperdalam teori piano dan juga praktik dengan melakukan berbegai performance memainkan komposisi. "Setelah lulus dari CBU saya punya kualifikasi untuk mengajar,"katanya.

Alex memang memiliki obsesi sendiri dengan ilmu musiknya tersebut dan ini berhubungan dengana keberadaan keluarganya. "Keluarga besar saya di Yogyakarta banyak yang sekarang berkecimpung di dunia musik. Apakah sebagai guru musik atau membuka sekolah musik. Saya berharap setelah lulus, dapat pulang dan menyatukan semua potensi keluarga untuk membuat pendidikan musik bertaraf internasional di Yogyakarta."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AC Milan dan Pioli Selesai, 2 Pelatih Klub Timur Tengah Masuk Bursa

AC Milan dan Pioli Selesai, 2 Pelatih Klub Timur Tengah Masuk Bursa

Liga Italia
Persib Vs Persebaya: Zalnando Starter, Bangkit dari Cedera Horor

Persib Vs Persebaya: Zalnando Starter, Bangkit dari Cedera Horor

Liga Indonesia
Timnas U23 Indonesia Vs Yordania: VAR Jadi Pelajaran, Garuda Punya Pengalaman

Timnas U23 Indonesia Vs Yordania: VAR Jadi Pelajaran, Garuda Punya Pengalaman

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Persib vs Persebaya Liga 1, Kickoff 15.00 WIB

Link Live Streaming Persib vs Persebaya Liga 1, Kickoff 15.00 WIB

Liga Indonesia
Persik Vs Persita, Macan Putih Incar Obat Penawar Kekalahan 0-7

Persik Vs Persita, Macan Putih Incar Obat Penawar Kekalahan 0-7

Liga Indonesia
Real Madrid Vs Barcelona: Barca Menuju El Clasico dengan Isu Keretakan

Real Madrid Vs Barcelona: Barca Menuju El Clasico dengan Isu Keretakan

Liga Spanyol
Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Berlangsung, Mulai 26 April

Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Berlangsung, Mulai 26 April

Sports
Bali United Vs Bhayangkara FC: Kewaspadaan untuk Tim Radja Nainggolan

Bali United Vs Bhayangkara FC: Kewaspadaan untuk Tim Radja Nainggolan

Liga Indonesia
Juventus Catat Rekor Buruk, Allegri Salahkan Gaya Tiki-taka

Juventus Catat Rekor Buruk, Allegri Salahkan Gaya Tiki-taka

Liga Italia
Man City Vs Chelsea, Pesan Pochettino untuk Cole Palmer

Man City Vs Chelsea, Pesan Pochettino untuk Cole Palmer

Liga Indonesia
Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Liga Indonesia
Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Liga Inggris
Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com