Parameter ini merupakan standar baku yang nantinya akan digunakan sebagai kriteria seorang atlet untuk masuk pelatnas. Standar nasional ini diharapkan menjadi acuan untuk pembinaan di klub sehingga tercipta keseragaman standar fisik ideal seorang atlet bulu tangkis.
Seperti dijelaskan Kepala Bidang Pengembangan Basri Yusuf, parameter fisik dapat diukur dari enam jenis tes yaitu VO2 Max yang mengukur ketahanan (endurance), court agility yang mengukur kecepatan, vertical jump yang mengukur kekuatan, skipping rope yang mengukur koordinasi gerakan kaki dan tangan, sit up yang mengukur core stability, serta test push up untuk mengukur kekuatan.
Meskipun keenam parameter ini sangatlah penting untuk menunjang prestasi seorang pebulu tangkis, tiap tes memiliki bobot yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan karakter permainan di bulu tangkis.
"PP PBSI telah membuat satu sistem dan struktur di dalam pelatnas dan luar pelatnas (klub). Selama ini kriteria masuk pelatnas kan masih belum ada standardnya, sekarang kita sudah punya satu patokan," kata Basri Yusuf, Kepala Bidang Pengembangan PP PBSI.
"Dengan adanya parameter fisik ini, artinya program PP PBSI sudah lebih terplanning dan sudah ada sistem serta metode baku. Kami juga berkaca dari kemajuan negara-negara lain yang sudah lebih dulu menerapkan hal ini. Jadi, bukan cuma soal latihan, kami mulai memanfaatkan teknologi berupa sport science yang terintegrasi," tambah Basri.
Enam parameter ini akan diterapkan di ajang Junior Master 2014 yang merupakan salah satu wadah pencarian bibit-bibit muda berbakat yang rutin diselenggarakan PBSI setiap akhir tahun. Junior Master merupakan kejuaraan invitasi yang bertujuan mengobservasi atlet-atlet muda dengan kelompok usia U-17 dan U-19, dengan bobot penilaian kemampuan teknik sebesar 50 persen, 30 persen hasil test fisik, serta penilaian panelis sebesar 20 persen.
"Kalau melihat hasil test fisik pada Junior Masters 2013, ada pemain yang kuat di VO2Max saja, padahal semua kriteria lain juga penting buat seorang pebulu tangkis. Kami berharap dengan adanya parameter ini, semua bisa dipenuhi atlet walaupun fisik hanya memiliki bobot 30 persen, lebih kecil dari teknik yang 50 persen," kata Achmad Budiharto, Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI.