Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Peraih Emas Olimpiade soal Menpora

Kompas.com - 22/10/2014, 15:02 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992, Alan Budi Kusuma, berharap, menpora dalam kabinet baru adalah orang yang mengerti pentingnya pembinaan dan perhatian pada perkembangan olahraga Indonesia.

Menurut Alan, yang kini menjalani bisnis peralatan olahraga bersama istrinya, Susy Susanti, pembinaan pemerintah diperlukan agar arah olahraga nasional menjadi lebih jelas dengan target-targetnya. Menurut dia, hal yang paling mudah dilihat dan sudah di depan mata adalah target untuk sukses menjadi penyelenggara Asian Games 2018.

"Kita maunya kan sukses di sektor penyelenggaraan dengan adanya fasilitas-fasilitas lengkap dan modern untuk olahraga, serta tentunya prestasi atlet dalam peringkat perolehan medali," kata Alan.

Menurut Alan, proyek seperti Hambalang sebenarnya secara gagasan sudah baik karena ada usaha terhadap pembinaan secara terpadu. "Sayangnya, memang itu terhambat oleh hal-hal di luar teknis," kata Alan.

Ia melanjutkan bahwa pembinaan berkaitan dengan program dan pendanaan. Program yang bagus akan berjalan bila dana tersedia. Tanpa hal itu, program akan tersendat, bahkan berhenti.

"Kita ini sudah sangat tertinggal dibandingkan negara-negara Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Thailand. Enggak usah dibandingkan dengan China (Tiongkok)-lah, terlalu jauh," lanjutnya.

Membina atlet, menurut Alan, tidak bisa dilakukan dalam 1-2 tahun, kemudian kita berharap pada hasilnya. 

"Tunggal putri Ratchanok Intanon disiapkan oleh Thailand dalam program delapan tahun. Ia disiapkan target berdasarkan tahapan usianya. Puncaknya, pada tahun kedelapan, pada 2016 mendatang, ia harus meraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro. Itu sudah harga mati," katanya.

Namun, menurut Alan, hal ini dapat berjalan apabila komitmen dari pemerintah dipegang dengan kuat. "Pemerintah memikirkan bagaimana atlet tersebut merayapi kariernya hingga mencapai target puncak, kemudian menyiapkan jaminan buat diri mereka saat memasuki tahapan menurun dan pensiun," lanjut Alan.

Perhatian tersebut dapat juga berupa lapangan pekerjaan buat atlet. Tentunya, hal itu sesuai dengan kemampuannya. "Saat kita menjadi atlet nasional, kita tidak berpikir soal imbalan dari pemerintah. Kita hanya berpikir bagaimana berprestasi setinggi mungkin, dengan tujuan akhir menaikkan Merah Putih dalam ajang internasional," katanya.

"Biasanya atlet telah mengorbankan masa-masa emasnya, termasuk kesempatan mereka untuk bersekolah. Kekhawatiran masa depan pun baru mulai dipikirkan saat telah mendekati pensiun," lanjutnya.

Karena itulah, Alan menyambut baik gagasan untuk memberi pensiun atau uang hari tua kepada para mantan atlet yang pernah memberi jasa kepada negara di ajang SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade. "Saya setuju sekali. Ini kan seperti pengakuan bahwa olahraga merupakan satu bidang atau lapangan kerja dan ajang pengabdian kepada negara. Sama seperti menjadi pegawai pemerintahan ataupun di militer," lanjut Alan.

Alan berharap, figur menteri pemuda dan olahraga yang baru pada era Persiden Jokowi adalah orang yang memang ingin olahraga Indonesia maju. "Kalau dia bekas olahragawan atau datang dari kalangan yang punya pengalaman dengan olahraga, tentu lebih baik," ungkapnya.

Alan yang mengundurkan diri pada awal 2000-an mengaku, kalangan pebulu tangkis Indonesia merasa iri dengan perlakuan istimewa yang diterima atlet bulu tangkis Malaysia, Lee Chong Wei. "Lee Chong Wei belum pernah menjadi juara dunia atau memberi medali emas olimpiade buat negaranya. Namun, Pemerintah Malaysia telah memberi jaminan pensiun seumur hidup buatnya.  Di Indonesia, ada 9 orang yang telah memberi medali emas olimpiade buat negeri ini. Namun, penghargaan yang diterima masih berbeda," ujarnya.

Semua atlet dari sembilan peraih medali emas olimpiade tersebut berasal dari cabang bulu tangkis, yaitu Alan Budi Kusuma, Susy Susanti (1992), Rexy Mainaky/Ricky Subagdja (1996), Candra Wijaya/Tony Gunawan (2000),  Taufik Hidayat (2004), dan Markis Kido/Hendra Setiawan (2008).

Menurut Alan, jaminan masa depan atlet merupakan kunci untuk mendapatkan sumber daya atlet yang baik untuk masa depan. "Ketika orangtua sadar bahwa anaknya memiliki jaminan masa depan atau hari tua setelah berprestasi baik, maka akan banyak dari mereka yang akan membawa anaknya untuk menjadi atlet."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelatih Bali United Minta PSSI Tegas Tangani Dugaan Match Fixing di Liga 1

Pelatih Bali United Minta PSSI Tegas Tangani Dugaan Match Fixing di Liga 1

Liga Indonesia
Arema FC Hadapi Misi Tak Mudah, Widodo Bilang Semangat Jangan Patah

Arema FC Hadapi Misi Tak Mudah, Widodo Bilang Semangat Jangan Patah

Liga Indonesia
AC Milan dan Pioli Selesai, 2 Pelatih Klub Timur Tengah Masuk Bursa

AC Milan dan Pioli Selesai, 2 Pelatih Klub Timur Tengah Masuk Bursa

Liga Italia
Persib Vs Persebaya: Zalnando Starter, Bangkit dari Cedera Horor

Persib Vs Persebaya: Zalnando Starter, Bangkit dari Cedera Horor

Liga Indonesia
Timnas U23 Indonesia Vs Yordania: VAR Jadi Pelajaran, Garuda Punya Pengalaman

Timnas U23 Indonesia Vs Yordania: VAR Jadi Pelajaran, Garuda Punya Pengalaman

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Persib vs Persebaya Liga 1, Kickoff 15.00 WIB

Link Live Streaming Persib vs Persebaya Liga 1, Kickoff 15.00 WIB

Liga Indonesia
Persik Vs Persita, Macan Putih Incar Obat Penawar Kekalahan 0-7

Persik Vs Persita, Macan Putih Incar Obat Penawar Kekalahan 0-7

Liga Indonesia
Real Madrid Vs Barcelona: Barca Menuju El Clasico dengan Isu Keretakan

Real Madrid Vs Barcelona: Barca Menuju El Clasico dengan Isu Keretakan

Liga Spanyol
Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Berlangsung, Mulai 26 April

Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Berlangsung, Mulai 26 April

Sports
Bali United Vs Bhayangkara FC: Kewaspadaan untuk Tim Radja Nainggolan

Bali United Vs Bhayangkara FC: Kewaspadaan untuk Tim Radja Nainggolan

Liga Indonesia
Juventus Catat Rekor Buruk, Allegri Salahkan Gaya Tiki-taka

Juventus Catat Rekor Buruk, Allegri Salahkan Gaya Tiki-taka

Liga Italia
Man City Vs Chelsea, Pesan Pochettino untuk Cole Palmer

Man City Vs Chelsea, Pesan Pochettino untuk Cole Palmer

Liga Indonesia
Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Liga Indonesia
Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com