Dipilihnya kabupaten tertua yang terletak di Sulteng itu bukannya tanpa alasan. Menurut Manajer Motorsport Yamaha Indonesia, Supriyanto, selain karena Donggala terkenal dengan wisata pantai, pihaknya juga ingin memperlihatkan secara langsung DNA sport yang dimiliki kuda besi berlambang garpu tala tersebut, yang memang paling tinggi penjualannya di Palu.
"Market share Yamaha di Palu lebih dari 60 persen. Kami juga ingin meningkatkan imej Yamaha dengan datang langsung memperlihatkan kepada publik mengenai DNA sport yang dimiliki. Mungkin selama ini mereka hanya mendengar tentang itu (DNA sport)," ujar Supriyanto, Sabtu (18/10/2014), menjelang berlangsungnya final YCR di Sirkuit Pantai Donggala.
Demi menjaga serta memperkuat brand Yamaha yang sudah membumi di wilayah Sulteng, tambah Supriyanto, YCR di Palu akan diselenggarakan secara rutin setiap tahun. Bahkan, secara keseluruhan Yamaha ingin menggelar 5 hingga 6 seri di Pulau Sulawesi dalam satu musim, karena melihat potensi yang dimiliki para pebalap.
Lantas, mengapa Sirkuit Pantai Donggala yang dipilih meskipun treknya terkesan mudah lantaran berbentuk huruf L dengan hanya memiliki tiga tikungan ke kiri dan satu tikungan ke kanan. Di samping itu, tempat tersebut juga belum pernah menjadi ajang berlangsungnya balapan.
"Yamaha yang pertama kali menjadi penyelenggara balapan di sirkuit ini. Tikungannya lebar, sehingga kemampuan pebalap saat cornering diuji. Mereka harus mampu menjaga performa mesin di tikungan serta ketika melakukan pengeraman. Mereka juga harus dibiasakan dengan trek seperti ini sehingga sudah lebih berpengalaman ketika tampil di sirkuit permanen yang jarang berkarakter stop and go. Jadi, ini menjadi ajang pembelajaran bagi para pebalap, seperti yang diinginkan Yamaha," jelas Supriyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.