Situs bulu tangkis badzine menyebut dua pemain asal Denmark, Hans Kristian Vittinghus dan pemain ganda Kim Astrup melapor kepada BWF bahwa mereka telah didekati seseorang dari Malaysia untuk mengatur hasil pertandingan saat bertanding di turnamen Jepang Terbuka tahun ini.
Vittinghus dan Astrup menyebut mereka mendapat tawaran sejumlah 2.500-3.000 euro untuk mengalah. Mereka menolak tawaran tersebut dan memutuskan untuk melapor ke BWF.
Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer Larsen mengaku gembira dengan keputusan pemain untuk melaporkan hal ini dan menyebut mereka sebagai whistle-blower yang akan membuka kasus ini lebih dalam.
Ia juga menyebut tindakan pengaturan hasil pertandingan olah raga dapat dianggap sebagai suatu tindakan kriminal yang dikaitkan dengan pengaturan hasil pertandingan dan perjudian. Hoyer Larsen merupakan juara Olimpiade Atlanta 1996.
Terlibatnya warga Malaysia dalam usaha penyuapan ini tentu mengguncangkan insan bulu tangkis negara tersebut. Pihak asosiasi bulu tangkis Malaysia (BAM) mengaku terkejut. Ïni sangat mengejutkan. Kami mendengar pengaturan hasil pertandingan di olah raga lain. Tetapi sangat mengejutkan bila ini juga terjadi di bulu tangkis," kata deputi ketua BAM, Datuk Norza Zakaria.
Zakaria menyebut pihak BAM akan menyusun sistem yang "memaksa" para pemain untuk melaporkan setiap adanya usaha pengaturan hasil pertandingan. "Kami harap akan ada penyelidikan mengenai kasus ini untuk menyeret pelakunya ke pengadilan."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.