Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Olah Raga di Pemerintahan Mendatang

Kompas.com - 06/10/2014, 14:59 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis


JAKARTA, Kompas.com -  Politikus Nusron Wahid menyebut  ada beberapa skenario penempatan bidang olah raga dalam kabinet pemerintahan 2014-2019 mendatang.

Dalam diskusi olah raga yang diadakan Tabloid Olah Raga BOLA, Senin (06/10/2014), Nusron menyebut alternatif itu andalah Olah Raga ditempakan  dalam departemen  tenaga kerja, olah raga dalam kementerian pendidikan serta olah raga dimasukan dalam kementerian pariwisata dan kreatif.

"Semuanya bisa menjadi pilihan dan mungkin baru akan diputuskan pekan depan," kata Nusron yang juga menjabat sebagai Ketua Umum II PP PBSI.  

Menurut Nusron, ada tiga hal yang mendasari penempatan olah raga. "Kita melihat pada terbatasnya fasilitas olah raga atau hilangnya ruang publik, kesejahteraan atlet dan masa depan olah raga yang dikatitkan dengan olah raga  sebagai industri,"kata Nusron.

Untuk dua hal pertama, Nusron menyebut peran negara harus besar. "Hilangnya ruang publik yang menjadi sentra olah raga  bisa disebabkan adanya kebijakan tata ruang dari pemerintah pusat atau pun daerah," ungkap Nusron.

Sementara untuk kesejahteraan atlet, menurut Nusron pemerintah mendatang akan menekankan pada pembentukan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang bertuga mengelola dana abadi untuk pendidikan pelaku olah raga. "Dari besaran dana olah raga yang diturunkan, direncanakan 10 persen tidak dibelanjakan melainkan digunakan untuk menyokong pendidikan atlet nasional."

"Dana ini  juga bisa digunakan untuk memberi semacam pensiun kepada atlet-atlet yang berprestasi misalnya peraih medali emas Olimpiade, Asian Games atau pun SEA Games,"kata Nusron. "Selama ini kan  sifatnya masih charity dan tidak tetap."

Pengusaha Erick Tohir menyebut jalan untuk menjadikan olah raga sebagai industri di Indonesia masih terlampau panjang. Menurutnya, salah satu faktror terpenting dalam industri olah raga adalah siaran televisi. "Tetapi di sini sulit sekali untuk mendapatkan siaran olah raga melalui televisi, alasannya ratingnya jelek. Akhirnya larinya ke TVRI juga."

"Bahkan bulu tangkis kita yang sudah kelas dunia pun masih kalah ratingnya dengan tontonan hiburan semacam film India Mahabharata itu," lanjutnya. "Para bintangnya datang ke sini membuat histeris. Sementara Hendra/Ahsan yang juara Asian Games sambutannya tidak sebesar itu."

Pembicara lainnya,  Dr. Abdul Sukur M.Si dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyoroti poeluang Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaaraan Asian Games 2018 mendatang.  Menurut Sukur, dibandingkan pesaing di kawasan regional Asia Tenggara, perolehan medali Indonesia boleh dibilang merosot. "kIni kalau dilihat dari data perolehan medali dalam delapan Asian Games Terakhir kita ketinggalan dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand, malaysia, SIngapura dan Vietnam,"kata Sukur.

Menurut Sukur untuk bisa tampil maksimal, mau tak mau persiapan sudah harus dilakukan sejak dini, bahkan empat tahun sebelumnya. "Peluang tetap ada, terutama dengan persiapan atlet lebih dini, konsentrasi pada cabang unggulan penyumbang medali serta pengajuan cabang olah raga yang berpotensi mendulang medali seperti pencak silat,"kata SUkur.

Acara diskusi dihadiri para pegiat olah raga seperti Ketua KOI Rita Subowo, perwakilan induk organisasi, para mantan atlet Olimpiade seperti Taufik Hidayat, Ricky Subagja, Rexy Mainaky, Candra Wijaya, Hariyanto Arbi, Sigit Budiarto, Hadi Wihardja, Albert c. Sutanto dan I Gde Siman Sudartawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Liverpool Resmi Umumkan Arne Slot Pelatih Baru Gantikan Klopp

Liverpool Resmi Umumkan Arne Slot Pelatih Baru Gantikan Klopp

Liga Inggris
David da Silva Hampir Pasti Top Skor Liga 1, Fokusnya di Persib Kini...

David da Silva Hampir Pasti Top Skor Liga 1, Fokusnya di Persib Kini...

Liga Indonesia
Madura United Tak Gentar Hadapi Persib di Final Championship Series

Madura United Tak Gentar Hadapi Persib di Final Championship Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Vs Irak, di Balik Berubahnya Waktu Kickoff Laga

Timnas Indonesia Vs Irak, di Balik Berubahnya Waktu Kickoff Laga

Timnas Indonesia
16 Juara SAC Indonesia 2023 Tambah Pengalaman Usai Ikuti Latihan di China

16 Juara SAC Indonesia 2023 Tambah Pengalaman Usai Ikuti Latihan di China

Sports
Sempat Tak Pede, Marc Klok Ingin Tuntaskan Musim, Juara bersama Persib

Sempat Tak Pede, Marc Klok Ingin Tuntaskan Musim, Juara bersama Persib

Liga Indonesia
Run The City Makassar, Persiapan Menuju Monas Half Marathon Jakarta

Run The City Makassar, Persiapan Menuju Monas Half Marathon Jakarta

Sports
4 Laga Championship Series Gunakan VAR, Siap Liga 1 Musim Depan

4 Laga Championship Series Gunakan VAR, Siap Liga 1 Musim Depan

Liga Indonesia
Final Piala FA Man City Vs Man United, Misi Ten Hag Tutupi Kegagalan Liga Inggris

Final Piala FA Man City Vs Man United, Misi Ten Hag Tutupi Kegagalan Liga Inggris

Liga Inggris
Jadwal Final Piala FA, Man City Vs Man United Akhir Pekan Ini

Jadwal Final Piala FA, Man City Vs Man United Akhir Pekan Ini

Liga Inggris
Daftar Juara UCI MTB Eliminator World Cup 2024, Panggung Kalteng Dikenal Dunia

Daftar Juara UCI MTB Eliminator World Cup 2024, Panggung Kalteng Dikenal Dunia

Sports
Gagal Juara Liga Inggris, Arsenal Butuh Penyerang Lebih Tajam

Gagal Juara Liga Inggris, Arsenal Butuh Penyerang Lebih Tajam

Liga Inggris
Berpisah dengan Liverpool, Klopp Enggan Cepat Kembali Melatih

Berpisah dengan Liverpool, Klopp Enggan Cepat Kembali Melatih

Liga Inggris
Pebalap Indonesia Qarrar Firhand Raih Podium 3 di Italia Championship

Pebalap Indonesia Qarrar Firhand Raih Podium 3 di Italia Championship

Sports
Tangis Virgil van Dijk di Pelukan Juergen Klopp

Tangis Virgil van Dijk di Pelukan Juergen Klopp

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com