"Kami bersyukur bisa melaju ke babak final. Ini semua adalah hasil kerja keras. Lewat kemenangan ini, kami menunjukkan bahwa dalam setiap pertandingan, kami sangat ingin menang, sama seperti harapan para pendukung kami. Ini juga membuktikan bahwa kalau kita mau dan berusaha, tidak ada yang tidak mungkin," kata Greysia, yang tak dapat menahan air mata haru.
"Dari mulai babak kedua, kami bertemu lawan yang sebelumnya selalu mengalahkan kami. Saat itu, kami berpikir tidak mau kalah lagi dari mereka. Kami hanya ingin menang. Jadi, kami fokus satu demi satu pertandingan," tambahnya sambil mengusap air mata.
Kemenangan Greysia/Nitya ke babak final juga mencatat sejarah baru bagi sektor ganda putri Indonesia. Setelah 16 tahun lamanya, sektor ini belum berhasil mengirim wakil ke final Asian Games, kini keduanya menjadi simbol kebangkitan sektor yang kini ditangani Eng Hian tersebut.
Ganda putri Indonesia terakhir yang berhasil lolos ke babak final Asian Games adalah Deyana Lomban/Elyza Nathanael. Keduanya meraih medali perak Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand, setelah dikalahkan Ge Fei/Gu Jun (Tiongkok) di babak final.
"Kunci kemenangan kami adalah bermain tanpa beban. Kami tidak mau memikirkan target atau babak final. Pokoknya kami bermain yang bagus dulu. Selain itu, komunikasi dan saling percaya dengan partner juga sangat berpengaruh," ungkap Nitya.
Sementara itu, bagi Tiongkok, hasil ini adalah kekecewaan besar. Dalam kurun waktu delapan tahun terakhir, Tiongkok selalu memastikan medali emas ganda putri lewat partai All Chinese Final.
Pasangan ranking tiga dunia asal Jepang, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo, akan menjadi lawan Greysia/Nitya di babak final. Mampukah Greysia/Nitya mengulang sukses Verawaty Fajrin/Imelda Wiguna yang berhasil meraih emas ganda putri pada Asian Games 1978?
Ataukah Takahashi/Matsutomo yang bakal menjadi juara ganda putri Asian Games asal Jepang setelah 44 tahun lamanya? Jepang tercatat pernah merebut medali emas ganda putri pada Asian Games 1970, lewat pasangan Machiko Aizawa/Etsuko Takenaka.
"Perjuangan kami belum selesai, masih ada tugas di babak final. Tentunya kami tak mau kalah lagi dari Ayaka/Misaki. Pertandingan beregu kemarin menjadi pelajaran buat kami. Soal stamina tidak ada masalah," tutur Greysia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.