"Saya sangat senang bertemu kalian di sini," kata Li Na kepada para wartawan yang sudah menantinya. "Saya berterima kasih kepada (panitia) China Terbuka yang mengijinkan saya ada di sini, jadi saya punya kesempatan untuk berpamitan kepada kalian semua."
Dengan menahan tangis, Li Na mengaku mulai merasakan sakit pada lututnya pada Maret lalu. Setelah menjalani operasi pada Juli, dia berusaha keras untuk bisa kembali lagi.
"Tetapi menjalani operasi untuk kali keempat jelas sangat berbeda dengan yang pertama, dengan umur dan juga kondisi badan saya, ini adalah keputusan yang sangat sulit. Namun, saya pikir ini adalah saatnya untuk berhenti. Saya rasa, saya tidak bisa lagi bersaing di level teratas," terang pemilik dua gelar Grand Slam tersebut.
Gantung raket bukan berarti Li Na akan meninggalkan tenis sama sekali. Dia bahkan berencana mendirikan Li Na Tenis Academy, untuk memajukan tenis di negaranya.
"Tenis adalah sesuatu yang saya cintai sepanjang hidup saya. Saya ingin membantu anak-anak dan generasi berikutnya dalam tenis. Sekarang kami sudah menghubungi beberapa sekolah. Soal kapan tepatnya, kita tunggu saja," tambah Li Na.
Li Na memutuskan pensiun hanya tujuh bulan setelah meraih gelar Grand Slam keduanya di Australia Terbuka, Januari lalu. Gelar Grand Slam pertamanya didapat pada Perancis Terbuka 2011.
Li Na merupakan satu-satunya petenis Asia yang bisa menjuarai Grand Slam di nomor tunggal. Dia juga adalah petenis Asia pertama, putra atau putri, yang meraih ranking tertinggi di dunia, yaitu dua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.