Ricky Dapat Proses Belajar dari Kolam dan Sekolah

JAKARTA, Kompas.com - Atlet renang nasional Ricky Anggawijaya harus menyelesaikan dulu urusan sekolah sebleum membela negara di ajang pesta olah raga Asian Games 2014 di Incheon, Korea.

Ricky memang tidak hadir bersama lima atlet renang lainnya yang lebih senior yaitu Glenn Victor Susanto, Triady Fauzi Sidiq, Gde Siman Sudartawa, Dennis Joshua Tiwa dan Alexis Wijaya Ohmar mengikuti serangkaian upacara peleasan atlet Asian Games di Jakarta, pekan lalu. Mereka ikut acara pelepasan atlet di Kemepora dan PP PRSI.

"Saya mengikuti dulu proses belajar mengajar di sekolah dan tetap melakukan latihan di Bandung," kata Ricky, 18, sebelum berangkat ke Incheon, Selasa (16/09/2014). "Saya kan harus meninggalkan sekolah cukup lama, sekitar 2 minggu,"kata Ricky.

Ajang Asian Games 2014 di Incheon, Korea akan berlangsung selama dua pekan antara 19 September hingga 4 Oktober. Tim renang yang disertai pelatih Hartadi Nurtjojo, Albert C. Sutanto dan Nijaruddin memutuskan berangkat lebih cepat untuk proses aklimatisasi sebelum perlombaan dimulai.

Buat Ricky yang kini duduk di kelas 12 SMA Trinitas, Bandung, ijin ini ia perlukan untuk memenuhi prasyarat kehadiran dalam proses belajar mengajar. Sebelumnya, ia harus absen juga selama dua pekan saat mengikuti ajang Olympic Youth Games 2014 di Nanjing, akhir Agustus lalu. "Untung sekolah saya mendukung aktivitas saya sebagai atlet renang yang memiliki tuntutan sendiri untuk kepentingan negara,"kata Ricky.

Ricky akan turun lima nomor di Incheon, termasuk di nomor andalannya di nomor 200 meter gaya punggung. Ia merupakan peraih medali emas nomor ini di ajang pesta olah raga negara Asia Tenggara (SEA Games) di Naypyidaw, Myanmar, Desember 2013.

Ia berharap dapat tampil maksimal di Incheon setelah mengaku tampil buruk di Youth Olympic Games (YOG) II di Nanjing. "Di Nanjing saya tampil tidak maksimal karena kelelahan, karena itu saya istirahat tidak ikut lomba sebelum Asian Games," kata Ricky.

Namun di Nanjing ia mendapat pelajaran berharga untuk dapat bersaing di tingkat internasional. "Kita jadi lebih bisa menguasai diri saat menghadapi lawan-lawan yang badannya jauh lebih tinggi. Apalagi beberpa atlet renang seperti dari Jepang, badannya tidak terlalu tinggi, namun berenangnya cepat sekali," kata Ricky.