Beberapa tahun lalu, setelah pensiun dari basket, Yao berkampanye di Tiongkok terkait penolakan konsumsi sup sirip ikan hiu, bersama WildAid. Hasilnya, kampanye itu berhasil mengurangi penjualan sirip hiu antara 50-70 persen. Kini, ia aktif berkampanye untuk menghentikan jual beli gading gajah di Tiongkok.
Dalam tiga tahun terakhir, 100.000 gajah telah diburu untuk diambil gadingnya. Menurut sebuah penelitian, perburuan itu didasari atas tingginya permintaan masyarakat Tiongkok. Nantinya, gading yang didapat ini akan kembali dijual ke negara lain yang lebih kaya. Yao yang dijuluki "Tembok Besar Tiongkok" pun mengambil tindakan bersama Wildaid untuk menghentikan kegiatan tersebut.
Pada sebuah wawancara, Yao mengaku memiliki ikatan khusus dengan hewan-hewan di Afrika. "Banyak hewan di sana yang ukurannya lebih besar dari saya," kata pria yang memiliki tinggi 2,29 meter tersebut.
Yao mengunjungi Afrika untuk kali pertama pada 2012. Dalam sebuah video dukumentasi tentang perjalanan tersebut, Yao yang biasanya tak banyak ekspresi terlihat tersedak dan berusaha menahan air mata, saat melihat bangkai gajah yang membusuk dengan wajah bekas dirobek untuk diambil gadingnya.
"Bagi saya, ini bukan sekadar angka -soal berapa banyak gading atau uang yang didapat dari bisnis ini. Setelah mengunjungi Afrika, kamu akan tahu tempat itu sangat unik. Saya marasa memiliki hubungan yang spesial dengan hewan-hewan di sana," terang ayah satu putri tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.