"Saya tak punya kata-kata untuk mengekspresikan kebahagiaan ini. Sangat bahagia bisa meraih gelar juara dunia untuk pertama kalinya," ujar Marin dengan senyum lebar diikuti tangis bahagia. "Target saya adalah memenangi medali emas, dan untuk mencapainya saya harus berjuang. Saya telah berjuang sampai akhir."
Marin mengalami kesulitan menghadapi serangan-serangan Li pada gim pertama partai final. Namun, ia bangkit lalu mengubah strategi dan tempo permainannya.
"Saya tahu harus mengubah rencana. Xuerui terlalu bagus di depan net, dan saya harus menjauhkan dia dari situ. Jadi, saya selalu mendorong kok ke bagian belakang. Saya mencoba untuk meminimalisir kesalahan, hingga akhirnya saya berhasil," jelas Marin.
Hasil luar biasa ini dipersembahkan Marin untuk tim pendukungnya yang telah membantunya hingga saat ini. Selain itu, Marin juga berterima kasih kepada klub tempat juara dunia tahun lalu, Ratchanok Intanon (Thailand), berlatih. Selama tiga minggu, Marin menjalani latihan keras di klub tersebut.
Sementara itu, bagi Li ini adakah kali kedua dia gagal meraih gelar juara setelah mencapai final. Meski demikian, Li yakin kekalahan ini tidak akan mempengaruhi semangatnya untuk terus berjuang.
"Kalah dari dua pemain negara lain untuk dua tahun berturut-turut sangat mengecewakan. Lawan saya sangat kuat hari ini. Saya menjadi tegang menjelang akhir laga. Saya seharusnya mengabaikan hal itu, tetapi saya gagal. Saya akan kembali dan jadi pemain yang lebih kuat," tegas Li.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.