Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Kecemerlangan Ganda Putri di Kejuaraan Dunia

Kompas.com - 29/08/2014, 07:02 WIB

 

KOPENHAGEN, Kompas.com - Dua ganda puteri Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari dan Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris meneruskan langkah ke perempatfinal Kejuaraan Dunia BWF, Kamis (Jumat WIB).

Greysia/Nitya mengatasi dukungvan penonton tuan rumah untuk mengalahkan ganda puteri Denmark, Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen dalam dua gim 21-15, 21-19.

Sementara pasangan Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris juga  memetik kemenangan dari Line Damkjaer Kruse/Marie Roepke (Denmark), 21-18, 21-16.

“Laga ini sama saja seperti sebelumnya, tidak lebih sulit atau tidak lebih mudah. Namun kali ini sebagai tuan rumah, Juhl/Pedersen tampaknya ingin menunjukkan kemampuan mereka kepada penonton dan ini menjadi bumerang buat mereka,” kata Greysia, pemain berdarah Manado.

Sempat tertinggal 7-11 di interval game pertama, Greysia/Nitya tetap tampil tenang. Satu demi satu poin berhasil mereka raih dari kerjasama yang apik. Nitya yang biasanya menggebuk di belakang lapangan, tak jarang menjaga area di depan net hingga lawan kewalahan menghadapi sambarannya yang keras.

Pada gim kedua, Juhl/Pedersen memberikan perlawanan lebih, keduanya juga tampak lebih percaya diri dengan berteriak penuh semangat saat meraih angka. Namun hal ini lagi-lagi tak menjadi masalah buat Greysia/Nitya, tiga kemenangan berturut-turut atas Juhl/Pedersen sepertinya menjadi bekal buat keduanya.

“Lawan memang mengubah permainan di gim kedua dengan lebih banyak mencegat bola-bola serangan kami. Jujur saja kami sempat kaget, soalnya di gim pertama mereka lebih banyak mendorong bola ke belakang,” jelas Nitya, pemain kelahiran Blitar, 16 Desember 1988.

“Hari ini sudah lewat satu rintangan, kami mau bersiap lagi untuk pertandingan selanjutnya yang tentunya akan punya kesulitan tersendiri. Tapi kami siap,” imbuh Greysia seperti dikutip badmintonindonesia.

Pelatih ganda putri, Eng Hian menyebut keberhasilan ini antara lain karena ganda putri INdonesia sudah mulai bisa menghilangkan perasaan inferior terhadap ganda putri negara lain.

"Nothing special kok. Saya hanya mengajarkan kepada anak-anak bahwa kalau kita mau bertanding, jangan memandang lawan sebagai figur yang levelnya diatas kita. Tak usah dilihat siapa ini si A, B dan sebagainya," kata Eng Hian.

"Kalau saya lihat dalam enam bulan ini, anak-anak sepertinya terlalu mengagumi sosok-sosok pemain dunia yang menjadi lawan mereka. Saya bilang kepada mereka, tolong kebiasaan ini dihilangkan. Saya sudah cukup lama mempelajari dan mengikuti perkembangan ganda putri level dunia. Dari sisi teknik, pemain Indonesia itu lebih bagus. Artinya, mereka lebih unggul dari segi skill dan intelegensi. Kurangnya menurut saya di segi confident,"lanjutnya.

"Padahal dengan adanya rasa percaya diri, ini akan berpengaruh ke kegiatan sehari-sehari mereka seperti atmosfer di latihan, jadi mereka punya tujuan. Sejauh ini anak-anak ada yang sudah bisa menerima dan mungkin masih ada yang masih proses menerima hal ini

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com