Sejarah mencatatnya sebagai salah satu atlit bulu tangkis kebanggaan Indonesia selama hampir dua dekade. Pelatih sekaliber Richard Mainaky, menyebut Vita Marissa sebagai Minarti Timur yg dapat mengangkat prestasi disektor ganda campuran.
Tengah menuju puncak prestasi, Vita begitu panggilan akrabnya mengalami cedera retak tulang rawan dibahu kanan pada pertandingan Malaysia Terbuka pada Juli 2004. Ia harus menghentikan ayunan raketnya dan melakukan pemulihan selama satu tahun. Namun, ambisi serta perjuangan meraih tiket Olimpiade Athena telah ia genggam. Vita Marissa berjuang di Olimpiade Athena dan menelan kepuasan di delapan besar.
Pasca pemulihan cedera, Vita kembali ke lapangan. Tak merebut medali satupun, Vita merasa karirnya telah tamat namun kepercayaan dari pelatih membuatnya berkembang dan menuai prestasi demi prestasi. Juara di Japan Open 2004, 2006, 2008, China Masters 2007, Indonesia Open 2008 dan Runner Up Uber Cup 2008 membuktikan kembalinya seorang Vita Marissa.
Masa kecil Vita diwarnai dengan bermain bulu tangkis. Ayahnya Aris Harsono serius melatih hingga Vita harus berhenti di bangku sekolah dasar. Kemenangan demi kemenangan tak luput dari perhatian dan filosofi mengikir grip sang ayah.
Sebagai atlit bulu tangkis yang pernah bertengger di nomor enam dunia, Vita Marissa menikmati hasil kerja kerasnya bersama keluarga dan sahabat - sahabatnya. Di usianya yg ke 33 tahun Vita belum berhenti dari lapangan, kok, dan raket yang telah membesarkan namanya. (adv)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.