Lewat pertarungan berdurasi 84 menit, pemain tunggal putri berusia 19 tahun ini sukses menghentikan perlawanan unggulan kedua dari Tiongkok, Wang Shixian, 19-21, 21-16, 21-13. Tak hanya memperbaiki rekor pertemuannya dengan Shixian menjadi 2-6, Ratchanok juga berpeluang mencetak sejarah dengan menjadi tunggal putri Thailand pertama yang menjadi juara di turnamen ini.
"Saya cinta suporter Indonesia! Saya senang sekali penonton di stadion memberi dukungan kepada pemain Thailand. Walaupun kami bukan pemain Indonesia, tetapi kami didukung terus," kata Ratchanok, Juara Dunia 2013, sekaligus juara dunia termuda sepanjang sejarah.
"Tentunya senang bisa mengalahkan Shixian, apalagi dalam enam kali pertemuan, saya kalah terus. Soal peluang bertemu rekan senegara sendiri (Nitchaon Jindapon), saya masih akan melihat dulu pertandingan dia di semifinal ini melawan Li Xuerui (Tiongkok)," paparnya.
Putri-putri Thailand memang tampil luar biasa di ajang berhadiah total 750 ribu dollar AS ini. Selain Ratchanok, Nitchaon juga mengamankan tiket semifinal. Thailand nyaris saja menjadi penguasa semifinal tunggal putri dengan mengamankan tiga dari empat slot di semifinal, sayangnya Busanan Ongbumrungpan harus terhenti di perempat final.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.