Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicari Atlet Bulu Tangkis Tipe Fighter

Kompas.com - 25/05/2014, 08:51 WIB

NEW DELHI, Kompas.com - Christian Hadinata angkat bicara soal raihan tim Indonesia di ajang Piala Thomas 2014. Tim Thomas Indonesia belum berhasil meraih target gelar juara setelah dikalahkan Malaysia 3-0 di semifinal. 


Berikut hasil wawancara Badmintonindonesia.org bersama legenda hidup bulutangkis Indonesia sekaligus manajer tim Thomas 2014 ini.

Bagaimana komentar anda mengenai pertandingan semifinal?
Pertandingan ganda putra di partai kedua memang sangat menentukan. Saat sudah unggul 20-19, Hendra/Ahsan belum bisa mematikan bola, padahal lawan sangat terjepit posisinya. Tiap pertandingan pasti ada faktor luck dan unluck.

Bisa dibilang poin ini sangat menentukan dan bisa mengubah semua. Poin ini bahkan bisa saja mengantarkan Malaysia menjuarai Piala Thomas. Sebaliknya, jika Hendra/Ahsan mendapatkan poin ini, mungkin tim Indonesia bisa melaju ke final dan tak menutup peluang untuk juara. Satu poin ini dapat mengubah sejarah.

Nomor ganda putra memang menjadi strong point di tim Thomas, kalau strong point ini kalah ya susah. Seperti Lee Chong Wei yang menjadi strong point di tim Malaysia. Peran Chong Wei sangat besar, semua tunggal pertama negara lain bisa dikalahkan oleh Chong Wei.

Sementara di tim kami, Hendra/Ahsan yang menjadi andalan, saat mereka kalah, Hayom sudah dibawah tekanan, dia sepertinya blank di lapangan. Walaupun seharusnya tidak begitu, kalau saya sih dulu tidak terpengaruh, teman saya kalah, saya harus menang.

Hendra/Ahsan adalah pasangan nomor satu dunia dan sudah pernah mengalahkan semua ganda putra, apakah mereka sempat merasa over confident?
Oh tentunya tidak, over confident itu identik dengan memandang rendah lawan. Mereka adalah pasangan senior, apalagi Hendra. Mereka sudah tahu situasinya seperti apa, tidak pernah meremehkan lawan.

Persiapan tim sudah sangat maksimal, mulai dari karantina, simulasi, team building dan sebagainya. Hasil undian pun cukup menguntungkan. Menurut anda, apa yang dirasa masih kurang?
Kalau diperhatikan, belakangan ini Indonesia selalu gagal di nomor beregu. Semuanya terjadi karena kekuatan kita tidak merata.

Contohnya di Piala Sudirman 2013, kita sudah memberi perlawanan ketat kepada Tiongkok dimana nomor ganda campuran dan ganda putra sudah memberi kemenangan. Tetapi, nomor lainnya belum bisa, padahal kita hanya butuh satu poin lagi.

Kita harus punya kekuatan di sektor lain, kalau seperti ini terus, bebannya akan ketiban ke ganda putra dan campuran terus. Seharusnya dalam pertandingan beregu, beban itu bisa dibagi merata ke semua anggota tim.

Sektor lain harus memperbaiki diri, karena kelemahan kita di beregu sudah kelihatan jelas. Kita jangan mau dieksploitasi oleh lawan, karena semua negara kalau lawan Indonesia sudah bisa menebak kalau kita pasti mengandalkan dua ganda, seperti di Piala Thomas kali ini. Tapi Angga/Rian juga tidak bisa dibilang dominan.

Apakah sempat ada pertimbangan untuk menurunkan Simon Santoso sebagai tunggal kedua?
Penampilan Simon memang sedang membaik, namun Simon sudah dipersiapkan untuk menjadi andalan jika skor imbang 2-2 dan partai kelima harus dimainkan. Masalahnya, perkiraan meleset di Hendra/Ahsan.

Hendra/Ahsan sudah berhasil melewati masa kritis saat melawan Korea. Saat itu kami juga ketinggalan 0-1 dan mereka harus berhadapan dengan Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong, dimana Hendra/Ahsan belum pernah sekalipun menang dari tiga pertemuan.

Jadi kami berpikir kalau Hendra/Ahsan akan mampu mengatasi pasangan Malaysia.

Lalu apa yang mesti dievaluasi? Apalagi dalam waktu dekat ada kejuaraan Asian Games dan Piala Thomas dan Uber 2016?
Kita harus mencari seorang fighter, artinya atlet yang punya daya juang tinggi di pertandingan beregu. Contohnya Firda, kalau di pertandingan perorangan biasa-biasa saja, tapi kalau di beregu sangat luar biasa. Atlet seperti inilah yang perlu dicari untuk kejuaraan beregu, seorang fighter sejati.

Untuk Asian Games, karena waktunya sudah dekat, persiapannya mungkin dari pertandingan-pertandingan yang diikuti sebelumnya. Tidak usah berpikir jauh-jauh ke Piala Thomas 2016, kalau di Asian Games sudah bisa juara, ini adalah pembuktian.

Selama Piala Thomas 2014, Ihsan dan Ricky/Berry belum sempat diturunkan, bagaimana komentar anda?
Memang mereka belum ada kesempatan untuk diturunkan. Tapi menjadi bagian tim Thomas pasti banyak manfaatnya buat mereka yang merupakan pemain muda.

Saat menonton pertandingan, tentu mereka berpikir bagaimana rasanya berada di posisi ini? Apakah saya bisa? Mereka kan bisa belajar, mungkin buat SEA Games 2015.

Ajang SEA Games sebetulnya dapat dijadikan sebagai wadah bagi pemain muda untuk mencari pengalaman, tetapi kadang bulutangkis diberi target medali emas. Sehingga harus menurunkan pebulutangkis terbaik, jadi bisa saja yang diturunkan di SEA Games itu Hendra/Ahsan lagi. Buat pemain-pemain muda, kalau belum bisa di SEA Games, nanti bagaimana mau ke Asian Games?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Reaksi Media Korsel: 'Magis Shin Tae-yong' dan 'Tragedi di Doha'

Reaksi Media Korsel: "Magis Shin Tae-yong" dan "Tragedi di Doha"

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun 'Menari'...

Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun "Menari"...

Timnas Indonesia
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23: Mental Baja, Saatnya Mimpi Lebih Tinggi

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23: Mental Baja, Saatnya Mimpi Lebih Tinggi

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Patahkan Rekor Kelolosan Korsel ke Olimpiade

Timnas U23 Indonesia Patahkan Rekor Kelolosan Korsel ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Daftar Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Sejarah untuk Indonesia!

Daftar Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Sejarah untuk Indonesia!

Timnas Indonesia
Hasil Indonesia Vs Korea Selatan: Menangi Adu Penalti, Garuda ke Semifinal!

Hasil Indonesia Vs Korea Selatan: Menangi Adu Penalti, Garuda ke Semifinal!

Timnas Indonesia
Hasil Brighton Vs Man City: Gol Langka De Bruyne, Citizens Geser Liverpool

Hasil Brighton Vs Man City: Gol Langka De Bruyne, Citizens Geser Liverpool

Liga Inggris
FT Indonesia vs Korea Selatan 2-2: Unggul Jumlah Pemain, Garuda Muda Kecolongan

FT Indonesia vs Korea Selatan 2-2: Unggul Jumlah Pemain, Garuda Muda Kecolongan

Timnas Indonesia
Unggul Jumlah Pemain, Timnas U23 Indonesia Malah Kebobolan

Unggul Jumlah Pemain, Timnas U23 Indonesia Malah Kebobolan

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com