Kepastian ini didapat setelah mereka mengalahkan Rusia 3-1 pada laga terakhir babak penyisihan, Selasa (20/5/2014) malam. Bagi para pemain, ini jelas prestasi membanggakan. Apalagi di Perancis, bulu tangkis bukanlah olahraga populer.
"Bulu tangkis hanyalah olahraga kecil di Perancis. Orang-orang di sana menganggap bulu tangkis hanya sebagai olahraga pantai atau olahraga sekolah. Namun, kami harus membuktikan bulu tangkis adalah olahraga sungguhan. Jika kami mampu, itu akan menjadi hal yang hebat," kata Lucas Corvee, Rabu (21/5/2014).
Pada gelaran Piala Thomas ini, Corvee harus turun di nomor tunggal dan ganda karena keterbatasan jumlah pemain yang dimiliki Perancis. Corvee juga merasakan betapa sulitnya menjadi pebulu tangkis profesional di Perancis. Namun, kecintaan akan bulu tangkis tak membuatnya patah arang.
"Uang yang kami terima masih cukup untuk membuat kami terus berlatih. Selama saya masih mencintai olahraga, saya akan terus bermain bulu tangkis. Saya tak bisa membayangkan hidup saya tanpa bulu tangkis," tuturnya.
Karena bulu tangkis pula, Corvee rela meninggalkan pendidikannya di bidang fisioterapi. Dia merasa beruntung karena mendapat bantuan keuangan dari klubnya, Chamely, dan federasi bulu tangkis nasional negaranya.
"Saya akan bermain di liga Tamil Nadu minggu depan. Terima kasih kepada klub yang telah membantu saya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.