Juara Wimbeldon Murray menyingkirkan petenis Perancis unggulan ke-11, Jo-Wilfried Tsonga, dengan skor 6-4, 6-4, sedangkan unggulan kedua, Djokovic, menang 6-3, 7-5, atas Tommy Robredo.
Petenis Inggris Raya unggulan keenam, Murray, yang tertinggal 8-11 pada rekor pertemuan sepanjang masa mereka, tidak sabar untuk kembali menghadapi Djokovic setelah tidak bermain melawannya sejak Juli silam.
"Kami telah banyak bertanding dan kami selalu menjalani pertandingan-pertandingan panjang dan berat. Ini akan menjadi ujian yang bagus bagi saya," kata Murray.
Murray, yang menjalani operasi punggung enam bulan silam, kini memiliki rekor pertemuan 9-1 atas Tsonga, memastikan kemenangannya setelah bermain selama 74 menit.
Pemain Skotlandia itu, yang mengonversi delapan dari 12 peluang break-nya, memenangi match point kedua ketika pukulan pengembalian petenis Perancis itu membentur net.
"Ini merupakan pertandingan yang ketat," kata Murray. "Saya memiliki banyak break point. Kondisi-kondisinya begitu sulit dengan adanya angin. Ini bukan pertandingan tenis yang cantik, tetapi kami mengupayakan yang terbaik semampu kami."
Meski dilaporkan menderita sakit pada pinggang dan punggung bawahnya, Murray puas dengan level kebugarannya meski tetap menekankan bahwa ia perlu memonitor dirinya sendiri.
"Saya belum menemui fisioterapis saya. Saya sedikit berbincang-bincang dengan dia setelah pertandingan, tetapi (kondisi) saya perlu dinilai dan mendapatkan perawatan darinya. Mudah-mudahan saya akan baik-baik saja," tutur Murray.
"Terdapat sedikit bengkak, tetapi saya masih mampu bergerak dengan baik sepanjang pertandingan, yang merupakan tanda yang bagus. Saya mungkin bergerak lebih baik pada akhir pertandingan dibanding saat saya memulainya, maka ini kemungkinan merupakan pertanda yang baik."
Sementara itu, Djokovic menyerahkan satu poin kepada rival Spanyolnya yang merupakan unggulan ke-16 pada game ketiga di set kedua, setelah hakim garis keliru menyebut pengembalian Robredo keluar lapangan.
Bukannya memainkan ulang, Djokovic mendonasikan satu poin sehingga lawannya mendapat keuntungan.
Meski Djokovic memenangi pertandingan, sikap itu mengundang tepuk tangan dari para penggemar yang telah menanti selama setengah jam untuk menyaksikan pertandingan dimulai setelah terjadi hujan pada pagi hari.
"Itu merupakan bagian dari olahraga dan fair play. Saya beharap orang lain melakukan hal yang sama. Tentu saja, tidak semua orang sama, tetapi bagi saya itu adalah sesuatu yang normal, hanya sesuatu yang normal, reaksi alami," papar Djokovic.
Ajang ini beruntung dalam hal cuaca, di mana matahari menggantikan hujan pada pagi hari. "Di lapangan terjadi kondisi yang lembab, berputar-putar, terdapat banyak angin," kata Djokovic. "Saya hanya berkata pada diri sendiri agar kuat secara mental, membentuk (permainan), dan tidak kehilangan beberapa angka."
"Saya tampil baik, melakukan servis dengan baik. Saya membuat ia memainkan beberapa pukulan tambahan pada saat-saat penting, dan itulah mengapa saya puas dengan pertandingan secara keseluruhan."
Djokovic, yang telah memenangi enam pertandingan beruntun atas Robredo, bermain di ajang ini untuk kesembilan kalinya. Ia memiliki rekor 28-5 dan juga berada di urutan teratas pada daftar petenis aktif yang memenangi gelar di Miami, memenanginya pada 2007, 2011, dan 2012.
Petenis Serbia itu memastikan kemenangannya pada menit ke-82 dengan pukulan forehand ke sudut pada match point pertama dari tiga match point.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.