Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simon: Saya Sudah Berusaha Maksimal

Kompas.com - 14/01/2014, 12:01 WIB
BUKIT JALIL, KOMPAS.com - Simon Santoso angkat bicara soal ultimatum yang diberikan PBSI kepadanya. Dia teracam dikeluarkan dari pelatnas karena gagal memenuhi target yang diberikan padanya, yakni menembus babak semifinal Korea Open dan Malaysia Open, yang berlangsung dalam dua minggu berurutan pada Januari ini.

Pemain kelahiran Tegal, 29 Juli 1985 ini mengaku akan menghormati apa pun keputusan induk organisasi bulu tangkis nasional tersebut.

"Saya sudah berusaha maksimal di dua turnamen ini untuk memenuhi target yang sudah ditetapkan. Tetapi hasilnya seperti ini, saya belum berhasil memenuhi target," kata Simon kepada Badmintonindonesia.org.

"Saya menyerahkan semuanya kepada PBSI. Apapun itu, saya akan tetap menghormati keputusan PBSI," tambahnya.

Di Korea Open, pekan lalu, Simon terhenti di babak pertama setelah kalah dari Chen Long, unggulan kedua asal China, 11-21, 12-21. Di Malaysia Open, Simon gagal melewati babak kualifikasi setelah ditundukkan Gao Huan (China), 21-14, 22-24, 19-21, Selasa (14/01/2014).

Simon yang pernah menduduki peringkat tiga dunia dan menjadi juara Indonesia Open, kini tengah mengalami penurunan prestasi. Sejak menderita penyakit gondongan pada akhir 2012 serta cedera pinggang pada pertengahan 2013, Simon tak kunjung kembali ke performa terbaik.

Akibatnya, Simon terpaksa absen di sejumlah turnamen dan otomatis peringkatnya menurun drastis. Simon bahkan pernah terlempar dari jajaran 100 besar dunia pada Oktober tahun lalu.

Simon sempat berlaga di beberapa turnamen dengan kelas yang lebih rendah seperti grand prix dan grand prix gold. Pada 2013, Simon menyabet gelar di ajang Indonesia Open Grand Prix Gold 2013 dan Kejurnas 2013.

"Kalau ditanya, saya pribadi sih masih ingin dan optimistis bisa bangkit. Saya merasa masih bisa bersaing di kancah bulu tangkis dunia. Seandainya saya harus keluar dari pelatnas pun, saya masih tetap akan bermain bulu tangkis. Setidaknya saya lihat dulu dalam waktu setahun ke depan," ungkap Simon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com